KOMENTAR

DETROIT yang pernah dijuluki sebagai kota hantu, ternyata mampu menjadi kantong terbesar populasi Umat Muslim di Amerika.

Perkembangan Islam di sana cukup pesat, terutama melalui jalur pernikahan. Pemeluk Islam sekitar 1% dari seluruh total populasi, dengan jumlah 3,3 juta warga muslim Amerika ada di Detroit.

Islam pertama kali dibawa oleh Imigran Libanon dan negara Muslim Timur Tengah lainnya ke Amerika. Citra Islam yang kerap tercoreng oleh pemberitaan media, tidak serta merta membuat warga negara Amerika yang ada di Detroit mengalami Islamophobia. Hal itu justru menjadi pemicu sebagian besar warga Amerika untuk mencari tahu dan mempelajari Islam.

Umat Muslim sebagai minoritas berusaha memberikan contoh yang baik terhadap lingkungan sekitar. Mereka membaur dan bersosialisasi dengan warga setempat untuk silaturahim dan berdialog dengan siapapun yang ada disana, Haleen Naem salah satu warga asli Amerika yang berprofesi sebagai psikiatri atau ahli kejiwaan, memahami betul tantangan menjadi seorang Muslim di negara Paman Sam.

Haleem Naem merupakan intelektual Muslim yang sangat berpengaruh di kota Detroit, yang mampu mengubah pandangan negatif orang lain terhadap Islam.

Sikap rasisme dan diskriminasi yang ditunjukkan oleh warga Amerika terhadap Muslim pernah dirasakan oleh banyak orang. Ditambah tumbuhnya Islamophobia dan sikap sentimen terhadap warna kulit hitam, akibat dari pemberitaan media yang buruk terhadap citra Islam.

Pendidikan adalah cara terpenting untuk mengubah pandangan negatif orang lain terhadap Islam. Haleem Naem berusaha memberikan edukasi melalui dialog dan percakapan langsung dengan masing- masing individu mengenai Islam.

“Dalam perspektif psikolog, rasa cemas muncul karena ketidaktahuan sesuatu yang belum diketahui. Seperti saat hendak mematikan lampu dan kita belum tahu apa yang akan terjadi dalam gelap, aku tidak bisa melihat sesuatu, aku tidak bisa melihat orang, aku tidak tahu apa yang mereka lakukan,” jelas Haleem Naem yang memaparkan ketakutan warga Amerika terhadap Islam.

Menjalin Silaturahim Tanpa Henti

Masjid Islamic Center merupakan Masjid yang berdiri di kota Detroit. Masjid Islamic Center terbuka bagi siapapun, baik muslim maupun non muslim. Masjid ini memiliki banyak kegiatan yang bermanfaat, langkah ini dilakukan untuk memakmurkan Masjid.

Cara Muslim memakmurkan Masjid Islamic Center dilakukan setiap hari, mulai dari imam memberi ceramah, adanya iftar bersama komunitas, kegiatan sister class, pengajian akhir pekan bagi anak-anak, bahkan sampai memberikan makanan kepada orang-orang sekitar secara terbuka. Masjid sebagai sarana mempelajari ilmu dan bersilaturahim, tanpa memandang kelas, asal atau warna kulit seseorang. Hal tersebutlah yang mampu membuat Islam berkembang cukup pesat di Detroit.

“Saya sangat optimis akan perkembangan Islam yang semakin pesat di Amerika. Walaupun opini media yang negatif terhadap Islam, masih mampu
mempengaruhi banyak orang, sehingga menimbulkan terjadinya kesalahpahaman penilaian orang lain tentang Islam. Tetapi ada saja orang yang bersyahadat di Masjid Islamic Center untuk menjadi seorang mu’alaf pada setiap hari Jumat. Ini mampu membuktikan pertumbuhan Islam disini,” kata Mahasin Mahdi salah satu Jamaah Masjid.

Mereka berusaha menjadi muslim yang baik dengan berperilaku baik terhadap siapapun yang ada disana. Inilah yang diajarkan Agama Islam untuk selalu berbuat kebaikan, sehingga orang akan melihat seperti itulah karakter Islam. Islam bukanlah Agama yang menakutkan seperti yang dituduhkan media di televisi.

Perkembangan Islam Melalui Pernikahan

Untuk mengenal Islam, seseorang harus dapat melihatnya dari dalam, dengan membaca terjemahan Al Qur’an, bukan dari pribadi seseorang yang kurang baik atau pemberitaan buruk media. Allah Subhanahhu Wa Ta’ala dalam kitab suci Al Qur’an menyerukan untuk selalu berbuat kebaikan terhadap siapapun makhluk ciptaan-Nya. Janganlah kejahatan dibalas dengan kejahatan pula.

Islam berkembang juga di Detroit melalui pernikahan. Pernikahan mampu menjadi jalan seseorang memutuskan berpindah memeluk Agama Islam. Sebelum menikah Abdul Malik, salah seorang warga sudah menjadi seorang mu’alaf. Abdul Malik tertarik mempelajari Islam berawal dari rasa penasarannya terhadap Isa dan Maryam.

“Saya memiliki banyak pertanyaan tentang Isa dan Maryam. Saya pun mempelajari Islam, guna menjawab pertanyaan saya tentang apa misi Islam sebenarnya? Saya membaca Al Qur’an dan buku kisah Nabi Muhammad, kemudian saya memilih Islam sebagai agama saya,”cerita Abdul Malik.

Abdul Malik memeluk Islam sudah 24 tahun. Perjalanannya memeluk Islam
tidak menemui kendala dan semuanya begitu sangat mudah. Keluarga mendukungnya memeluk Islam, termasuk juga sang ibu.

“Saya bertugas di militer selama 8 tahun. Ketika saya pulang ke rumah, dan menaruh Al Qur’an di atas meja, ibu saya melihat, dan Beliau tidak mempermasalahan hal itu,” paparnya.

Kisah cinta Abdul Malik dan Siti Zulaikhah dapat dikatakan unik. Mereka bertemu melalui dunia maya sekitar tahun 2011. Abdul Malik menyampaikan maksud untuk menikahi Siti. Mereka menikah di kampung halaman Siti yaitu Makassar, Sulawesi Selatan. Setelah menikah mereka pindah ke Amerika. Perbedaan budaya yang terjadi dalam pernikahan mereka, mampu mereka atasi dengan tetap berpegang teguh pada Islam.

Pada musim panas berpuasa di Amerika sekitar selama 18 jam. Rumah pasangan Siti dan Abdul Malik, merupakan Surga bagi saudara seiman dan sekampung halaman. Tempat berkumpul untuk menikmati makanan khas Indonesia dan melepaskan rindu pada tanah air Indonesia.

Bukan hanya Siti yang menjadi warga negara Amerika melalui jalur pernikahan, sebagai contoh pasangan Erna dan suaminya Keith Labeau. Keith adalah warga negara Amerika yang pernah dibaptis. Keinginan Keith untuk dapat menikahi Erna, menjadi jalan bagi Keith memeluk Agama Islam.

Rasa cinta Keith kepada Erna, membawa Keith mencari tahu soal Islam. Keith memiliki sepupu yang sudah lama menjadi muslim. Keith mempelajari Islam melalui saudara sepupunya itu, hingga akhirnya Keith memutuskan untuk memeluk Agama Islam dan menikahi Erna. Ikatan pernikahan yang semata- mata diniatkan ibadah kepada Allah, sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.

Kisah lain tentang perkembangan Islam di Detroit, dikisahkan oleh Imam Hana . Imam Hana merupakan salah satu warga Indonesia yang bekerja dibidang komputer. Hidup di negara besar dengan minoritas muslim di Amerika tidaklah mudah, terutama dalam mendidik anak. Bagi Imam Hana kesulitan ditemuinya melalui sholat terutama sholat Jumat, makanan dan perayaan. Imam Hana berusaha memberikan penjelasan kepada guru dari anak- anaknya, mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak- anaknya. Alhamdulillah, para guru dapat memahami dan mengerti akan hal itu, dan dapat menerimanya.




Film Kuasa Gelap Bakal Debut di 53 Negara

Sebelumnya

Bukan Hanya tentang Musik dan Penampilan, Ini Nilai Positif Jadi Penggemar K-Pop

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Entertainment