PULANG ke tanah air setelah tiga tahun menjadi animator film Upin Ipin, Chikita Fawzi fokus meniti karier kreatifnya. Selain menyanyi, menulis lagu, membuat mural, membawakan acara Muslim Traveler dan Halal Living di NET, Chikita Fawzi juga menjadi brand influencer. Tak berhenti sampai di situ, Chiki pun ditempatkan di Nunukan, Kalimantan Timur dalam kegiatan Indonesia Mengajar, sebuah wadah kepedulian anak muda untuk kemajuan pendidikan di pelosok tanah air. Dalam proses kreatifnya, Chiki kerap membuat mural untuk tujuan sosial (free of charge) seperti rencananya untuk membuat mural di Lapas Anak Tangerang, seperti sebelumnya di GKI Pulomas dan Sekolah Smart Ekslensia Indonesia Dompet Dhuafa.
Di usia 29 tahun, Chiki terbilang menuai kesuksesan di bidang seni yang ia geluti. Benarkah ini berkat pendidikan ‘galak’ yang diterapkan orangtuanya, Ikang Fawzi dan Marissa Haque?
Gemblengan Orangtua
Sebagai tipe pembelajar visual, Chiki mengatakan ia tidak bisa berkonsentrasi lama jika guru menjelaskan tanpa ada gambar (visual). Sempat mengenyam pendidikan di SD Negeri, ia dan sang kakak Bella sering dianggap tidak memiliki prestasi gemilang akibat tipe belajar. Ikang dan Marissa kemudian memindahkan keduanya ke Sekolah Nasional Plus Global Jaya Bintaro.
“Ibu dan Ayah tidak pernah menyerah terhadap anak-anaknya dan selalu mengoptimalkan kemampuan kami. Saya cerdas secara visual, dari situ saya merasa saya tidak bodoh, tetapi memang berbeda dari anak yang lain. Akhirnya saya belajar bahwa kita tidak bisa mengajari ikan untuk jago berlari, karena ikan itu jagonya berenang. Kita tidak bisa mengajari kura-kura untuk berlari, karena kura-kura diciptakan bukan untuk berlari,” ujar Chiki yang baru merilis dua lagu, Belukar Dunia dan Halo Jelita.
Tegas dan galak namun sesuai kebutuhan, itulah gambaran Chiki tentang pendidikan yang diterapkan orangtuanya. Menurutnya, sikap galak dalam proses mendidik itu memang dibutuhkan. Dan sebagai anak yang sangat mengidolakan orangtuanya, Chiki selalu memegang teguh nilai-nilai yang ditanamkan Ikang dan Marissa, seperti jangan pernah menyusahkan orang lain dan harus menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang banyak. “Ayah mengajari saya bahwa semua keahlian dan harta yang dimiliki hakikatnya hanya titipan Allah. Selama saya hidup, titipan itu harus menebar manfaat sebanyak-banyaknya,” kata gadis yang amat dekat dengan ayahnya ini.
Chiki menilai Ikang dan Marissa adalah orangtua yang luar biasa dan dan sebuah kolaborasi yang menarik dan sejalan. Meski tak terbersit sedikitpun untuk menjadi politisi seperti sang Ibu, ia bertekad suatu saat ingin seperti Ibu yang gemar menyekolahkan Asisten Rumah Tangga (ART). “Bagi saya itu sangat keren dan semoga menjadi ladang amal bagi beliau,” jelas Chiki.
Fokus Mengejar Karir
Masih banyak cita-cita dan harapan yang ingin diraih dara kelahiran 1989 ini. Chiki masih merintis karirnya yang tentu saja membutuhkan perjuangan panjang. Saat ditanya tentang haters yang harus dihadapi sebagai figur publik sekaligus anak selebriti, Chiki bersikap santai. “Harus ada filter agar tidak semua komentar ditelan bulat-bulat. Ada masukan positif yang harus diterima, ada yang cukup tahu saja, ada yang wajib dibuang agar tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari. “Kita harus paham, kita tak bisa memaksa semua orang menyukai kita. Karena pasti akan kecewa ketika berharap semua orang menyukai kita,” pungkas Chiki.
KOMENTAR ANDA