DENGAN mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, travel umrah dan haji khusus menjadi bidang usaha yang menjanjikan. Meskipun ada prediksi yang menyatakan bahwa jumlah jamaah haji dan umrah akan berkurang karena beberapa kasus penipuan terhadap calon jamaah, Selviana Dewi dari Multazam Utama Tour justru mengaku adanya peningkatan jumlah masyarakat yang mendaftar untuk berangkat ke Tanah Suci.
Selviana Dewi, anak pertama dari empat bersaudara pasangan H. Imam Bashori dengan Dra. Hj. Winarti ini sejak duduk di bangku SMP sudah terlibat membantu usaha milik orang tuanya, Multazam Utama Tour yang berdiri pada 15 Juli 1999. Setelah pulang sekolah, ia selalu menyempatkan diri singgah membantu sang ayah.
Perempuan yang akrab dipanggil Selvi ini sempat bekerja di sebuah perusahaan sub-kontraktor selama tujuh bulan sebagai staf quality control. Di tempat inilah Selvi menemukan tambatan hatinya. Ia kemudian mengundurkan diri karena peraturan melarang suami istri bekerja dalam satu kantor. Sang ayah kemudian memintanya bekerja di Multazam. “Saya tetap melewati semua proses penerimaan karyawan baru secara profesional. Mulai dari membuat CV hingga wawancara dengan Manager HRD. Dari pertama ditempatkan sebagai customer service, menjadi bagian ticketing, kemudian di-rolling ke marketing. Saat ini saya menjabat sebagai Manager Marketing and Sales,” jelas Selvi.
Menghadapi Ujian Berbisnis
Selvi yang selalu menyertai sang ayah dalam mengelola perusahaan mengisahkan betapa usaha yang dirintis ayahnya tak melulu berjalan mulus. Mereka merasakan bagaimana jatuh bangun membangun kepercayaan masyarakat. Mereka bahkan pernah ditipu hingga milyaran rupiah. “Ayah sempat putus asa dan trauma dengan cobaan yang beliau terima,” kenang Selvi.
Saat itulah, Selvi tak lelah memberi semangat pada sang ayah. Hingga saat ayahnya sedang merenung dan berdoa, Allah memberi ilham dengan ditunjukkannya satu ayat Al-Qur’an yang isinya berupa motivasi untuk tidak menyerah dan segera bangkit dari kesusahan. Itulah titik balik kebangkitan Multazam hingga hari ini.
“Latar belakang Ayah adalah seorang guru ngaji. Sejak muda ia sudah melakoni berbagai macam usaha. Sampai akhirnya ayah bertemu dengan gurunya (Alm) Pak Marzuki yang mengangkat ayah sebagai pembimbing ibadah haji dan umrah di travel miliknya. Sejak itu ayah selalu berdoa di depan multazam—dinding Ka’bah di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, sebuah tempat mustajab untuk berdoa. Di tempat itulah ayah bermunajat agar bisa sering kembali ke Mekkah untuk bisa terus beribadah,” tutur Selvi.
Kiprah Selvi begitu terasa di Multazam Utama Tour yang kini memasuki usia 19 tahun, Pengembangan hingga memiliki tiga cabang di Kediri, Surabaya, dan Malang serta dibukanya beberapa perwakilan mulai dari Sumatera hingga Sulawesi. Dengan kerja keras Selvi dan timnya, Multazam berhasil memperluas varian bisnisnya dengan menyediakan berbagai macam paket umrah, paket haji khusus, paket wisata, melayani pembuatan visa umrah secara online dengan Kementerian Haji Arab Saudi, serta menyediakan ticketing; baik domestik maupun internasional.
Menyiasati Persaingan
Dengan semakin menjamurnya biro perjalanan umrah dan haji khusus, mereka berlomba-lomba untuk dapat menarik calon jamaah dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan harga yang murah. Namun satu prinsip sang ayah yang dipegang teguh oleh Selvi adalah beliau senantiasa menanamkan nilai-nilai perusahan yaitu kekeluargaan, amanah, tulus, informatif, dan peduli. Setiap calon jamaah tidak hanya mengeluarkan uang untuk dapat berangkat umrah, tetapi terkandung cerita, perjalanan panjang, kerja keras, dan pengorbanan di balik uang yang mereka bayarkan ke biro perjalanan. Esensinya adalah para karyawan di Multazam harus melayani jamaah sepenuh hati dengan menempatkan diri di posisi mereka, juga menjaga jamaah laksana menjaga keluarga sendiri.
Tantangan terbesar yang dirasakan Selvi saat ini adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat agar tidak takut berangkat umrah dan haji khusus. Kondisi tersebut lahir pascakasus penelantaran dan penipuan calon jamaah haji oleh satu biro perjalanan umrah dan haji. Sejak kasus tersebut ditangani kepolisian hingga pemilik travel dihukum penjara, Selvi berusaha keras menjelaskan pada masyarakat bahwa tidak semua biro perjalanan nakal dan tidak amanah. “Dulu, saat biro perjalanan itu sedang naik daun, Multazam mengikuti arus kala itu; melakukan perang harga dan terpaksa menurunkan sedikit fasilitas yang ditawarkan sebelumnya,” ungkap Selvi.
Hal yang paling dijaga oleh Multazam adalah biro ini tidak bisa menjanjikan hal-hal yang tidak mungkin bisa diberikan kepada jamaah, terutama fasilitas. Contohnya, harga paket umrah murah tentu jarak penginapan ke tempat ibadah akan lebih jauh. Selvi juga selalu meng-update dan mengedukasi para calon jamaah mengenai kondisi dan situasi di Arab Saudi yang tidak menentu, dengan peraturan yang sering berubah-ubah. Tahun ini misalnya, Pemerintah Saudi mengenakan pajak ibadah haji sebesar 10%. Peraturan baru semacam itu hendaknya disosialisasikan dengan melampirkan surat pemberitahuan resmi. “Hal ini penting agar calon jamaah tidak menuduh tambahan biaya yang kami kenakan adalah mengada-ada,” tegas perempuan kelahiran 1988 ini.
Terkait keuntungan dari bisnis perjalanan umrah dan haji khusus, Selvi mengaku insya Allah ada dan cukup meskipun tidak terbilang besar. “Tentang keuntungan, prinsip kami lillahi ta’ala. Semua Allah yang atur. Yang terpenting, urusan operasional dan gaji teman-teman di kantor terpenuhi. Karena memang niat awal membuka travel ini supaya kami bisa terus beribadah ke Tanah Suci. Adapun bonus selebihnya dari Allah saja,” tutur Selvi sambil tersenyum.
KOMENTAR ANDA