KOMENTAR

BERAWAL dari keinginan kuat untuk berbuat sesuatu dalam kerangka dakwah, Aidil Putra akhirnya memutuskan berbisnis clothing muslim berupa streetwear bagi anak muda. Pilihan tersebut diambil mengingat ia besar di industri kreatif dan tentu saja menjadi passion baginya. Tawheed.id resmi diluncurkan pada 1 Muharram 1438H. Meski baru berjalan satu tahun, perkembangan bisnis Aidil terbilang cukup pesat.

 

Memilih untuk fokus pada pembuatan kaos, hoodie, dan sweater, tawheed.id diharapkan dapat menjadi alternatif dalam urusan gaya hidup anak-anak muda muslim. “Di kala anak-anak muda bangga memakai kaos-kaos bertuliskan propaganda barat dan gambar yang tidak mendidik, kami ingin menghadirkan pilihan bahwa Islam itu juga bisa tampil keren, cool, sekaligus bernilai dakwah,” ujar salah seorang vokalis NEO yang terkenal dengan lagu  ini.

Tantangan Bisnis Era Milenial

Memulai bisnis di era teknologi informasi memiliki plus minus yang harus disikapi dengan bijak. Misalnya saja tentang pemanfaatan media sosial dan website, alhamdulillah Aidil cukup memahaminya karena ia adalah seorang freelancer di bidang digital strategy.

“Tantangan yang kami hadapi biasanya masih seputar urusan teknis. Bagaimana menemukan vendor konveksi yang cocok, meng-handle keluhan pelanggan dengan sabar dan penuh komitmen, juga mengelola sistem keuangan yang benar dan sehat,” ujar Aidil.

Karena penjualan produk amat bergantung pada service ke pelanggan, tantangan yang paling utama adalah menjaga komitmen day to day agar branding dan penjualan meningkat. Target harian, mingguan, dan bulanan harus dapat dipenuhi agar Tawheed.id bergerak maju.

Gelora Hijrah Kaum Urban

Dilihat dari produk maupun konsep pemasarannya, Tawheed.id menyasar kaum muda urban. Menurut Aidil, gelombang hijrah sedang melanda masyarakat perkotaan. Alhamdulillah, ada kajian di mana-mana. Komunitas kajian itu pun sedang booming, terlebih lagi para hijabers yang terdiri dari ibu-ibu muda. Hijab dan kajian sudah menjadi ‘lifestyle’ baru di kalangan kaum urban. “Tidak ketinggalan para kaum pria pun tak mau kalah dengan hijabers. Mereka asyik selfie, menunjukkan ghirah mereka dalam berhijrah,” kata Aidil yang akrab disapa Udet ini.

Aidil melihat kaum urban tersebut sebagai pasar yang potensial. Terlebih lagi, market untuk laki-laki belum banyak pemain yang masuk ke sana. Aidil yakin Tawheed.id punya karakter yang kuat dalam tema disainnya.

Tema tawheed saat ini adalah disain berkonsep typografi, minimalis, didominasi warna hitam, menggunakan kata-kata yang merupakan inti ajaran Islam, namun makna dakwahnya tersirat. “Orang yang melihat terkadang harus berpikir dulu apa arti dan makna tulisan di baju kami,” ujar Aidil sambil tertawa.

Karena menjalankan bisnis dengan produk yang terbilang islami, Aidil berusaha menjaga koridor usahanya tidak keluar dari nilai-nilai Islam. Ia belajar lewat pengajian, banyak membaca, juga bertanya kepada teman-teman di komunitas produk muslim untuk laki-laki.

Poin utama dalam menjalankan enterpreneurship adalah menjaga siklus produksi, promosi, dan penjualan berjalan teratur. Untuk itu, Tawheed.id memaksimalkan content strategy dan konsisten dalam maintenance media sosial. Bagi Aidil, pengembangan konten di media sosial sangat penting untuk meningkatkan value sebuah brand. Terlebih bagi brand baru yang belum banyak dikenal publik. Dan kini ia sedang dalam proses membangun web e-commerce untuk automasi flow dari penjualan.

Menjalankan Dakwah Santun

Saat ditanya apakah namanya yang sempat sangat populer di dunia musik tanah air  berpengaruh pada penjualan, Aidil tertawa sambil mengatakan “ya, cukup membantu.”

Dalam aktivasi marketing di kehidupan sehari-hari, Aidil mendapat support dari istri dan anaknya sebagai buzzer. Ia mencontohkan sang istri tercinta yang semangat menawarkan produk-produk Tawheed.id ke teman-temannya di pengajian. Ditambah lagi, pelanggan juga diajak untuk aktif men-tag atau mengunduh foto OOTD mereka dengan Tawheed.id.

Dalam segi konsep disain, kata-kata dakwah yang digunakan terbilang soft. Tidak ada kalimat provokatif. Artinya, misalkan orang ingin hangout ke kafe dengan mengenakan produk kami, mereka masih merasa nyaman. “Dan target dakwah kami memang dimulai dari teman-teman di dunia entertainment,” ujar Aidil sambil tersenyum mengakhiri kisahnya meraih sukses kepada Farah.

 

 




Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Sebelumnya

Nicke Widyawati Masuk Fortune Most Powerful Women 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women