Say No to Maksiat
Say No to Maksiat
KOMENTAR

MANUSIA memang tempat bernaung khilaf. Tapi jika itu menyangkut perbuatan maksiat dan dosa, jangan sampai kita memilih menjadi khilaf berulang kali. Seperti tidak bisa move on dari kesalahan yang sama, terjatuh ke kubangan yang sama. Tergelincir ke dalam dosa. Lagi dan lagi.

Tidak ada manusia yang sempurna, itu sudah pasti. Tapi manusia sejatinya harus menjadi lebih baik dari hari ke hari. Ketika berbuat maksiat dan dosa, nurani harus mampu mengingatkan diri bahwa keburukan itu tak boleh terulang lagi. Sekalipun dosa kecil, jika terus dilakukan akan menumpuk dan menggerogoti kebaikan dan kesalehan diri kita.

Mengapa kita mengaku sebagai musuh setan tapi masih saja mengikuti langkah-langkahnya? Bukankah kita manusia yang dianugerahi akal pikiran untuk membedakan mana yang salah dan mana yang benar?

Keimanan memang disebutkan dalam qur’an akan mengalami up and down. Tapi jangan sampai itu menjadi pembenaran bahwa kita ‘di-mafhum-kan’ untuk berbuat dosa. Setiap hari, memilih untuk kembali terjebak dalam dosa daripada bertobat. Memilih bermaksiat daripada beristighfar memohon ampunan Allah Swt. atas khilaf yang pernah kita perbuat.

Hidup ini adalah rangkaian ibadah kepada Sang Khalik. Jangan biarkan noda yang kita torehkan dalam diri kita makin tebal dan berkerak hingga sulit dibersihkan. Jangan sampai hati terlanjur mati dalam kegelapan. Karena ketika hati telah mati, kita akan merasa baik-baik saja saat bermaksiat. Kita akan merasa tidak ada yang salah kala berbuat dosa.

Hari ini, ketika kita masih diizinkanNya menatap cahaya kebaikan, kita harus memanfaatkannya dengan baik. Tekadkan dalam hati bahwa kita adalah musuh setan dan musuh dari segala perbuatan tercelanya. Mari basahi hati dan lisan dengan zikir.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur