BERAWAL dari menggunakan program komputer, ia beralih menggambar dengan pensil warna. Karya seni yang diciptakan remaja 17 tahun ini bisa dinikmati dalam bentuk lukisan dinding, mug, bantal, dan tas kain. He is an artist and entrepreneur.
Reyhandra Rasyadan, anak kedua pasangan Indra Utomo dan Yessy Mugirahayu dinyatakan menyandang autisme di usia satu tahun. Namun dengan kebersamaan dan kekompakan didukung kasih sayang serta bonding yang kuat dalam keluarga, Rey-panggilan akrabnya, tumbuh menjadi remaja spesial dengan talenta superior. Di rumah yang sekaligus menjadi galeri seni Rey di Bandung, kita dapat melihat pancaran kebahagiaan seorang remaja yang hidupnya dipenuhi cinta dari orang-orang terdekatnya.
Yessy, Sang Mama, mendedikasikan hidupnya untuk membesarkan Rey dan kakaknya dengan sepenuh hati. Segenap keikhlasan yang melahirkan kegemilangan putra-putrinya. Sang Mama begitu bahagia melihat Rey dan kakaknya beranjak remaja dan menghadirkan prestasi dalam hari-hari mereka.
Kartunis Kesayangan Keluarga
Hasil karya Rey terpampang hampir di seluruh dinding rumahnya. Imajinasi yang dituangkan dalam pilihan warna-warna cerah, laksana gambaran keseharian Rey yang penuh keceriaan. Pemilik senyum menawan ini memiliki bakat seni luar biasa yang menimbulkan decak kagum siapapun yang melihatnya.
Di sudut lain terpampang hasil karya Rey yang diaplikasikan ke dalam merchandise lain seperti mug, totebag, bantal sofa, dan kaus. Siapa nyana, remaja ini sudah menjadi seorang entrepreneur di usianya yang terbilang muda. Mengagumkan!
“Saat usia sembilan tahun (2010), Rey pernah membuat mug bergambar Andy F. Noya sewaktu beliau belum berkepala plontos. Sampai sekarang, mug itu disimpan di rumah Bung Andy. Rey juga pernah membuat 100 mug untuk acara gereja seputar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang berprestasi,” kisah Yessy.
Karena hari-hari Rey lebih banyak dihabiskan di sekolah, Rey hanya menghasilkan karya saat liburan sekolah. Seluruh anggota keluarga dilibatkan dan berperan penting dalam proses produksi merchandise karya Rey. Mama Yessy berperan selaku manajer merangkap marketing yang selalu mendampingi Rey ketika sedang menggambar. Yessy pun kerap memberi ide dan menyemangati jika Rey dilanda bad mood. Sedangkan Papa dan Khansha (sang kakak) berperan dalam urusan produksi, pengemasan, dan pengiriman. “Setelah selesai menggambar, Rey biasanya langsung menggunting-gunting hasil karyanya sendiri. Karena itu, saya harus selalu mendampingi agar bisa menyimpan gambarnya,” ungkap perempuan alumnus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jurusan Hukum.
Menekankan Kedisiplinan
Awalnya Rey menggambar di komputer menggunakan program Corel Draw secara otodidak. Namun ketika komputernya rusak, Rey beralih menggambar menggunakan pensil warna. Bakat Rey sepertinya diturunkan dari sang Papa yang berprofesi mendisain pesawat terbang dan sang Mama yang juga hobi menggambar.
Yessy menjelaskan tidak pernah membedakan pola asuh antara Rey dengan Khansha. Ia selalu menerapkan kedisiplinan bagi keduanya. Di rumah, Rey diserahi tugas seperti mematikan lampu dan menutup pintu. Life skill semacam itulah yang ditanamkan agar Rey dapat menjalankan hidup dengan lebih mandiri.
Mendunia Melalui Medsos
Berawal dari keisengan menduplikasi karya Rey ke atas mug dan membawanya ke sekolah, tanpa diduga ternyata banyak yang memuji dan tertarik. Sejak itu, Yessy selalu mengunggah hasil karya Rey ke media sosial. Alhamdulillah, makin banyak orang yang memesan.
Yessy selalu bersyukur pada Yang Kuasa atas segala rahmat dan anugerahNya. Dari hari ke hari, perkembangan Rey selalu membuatnya terkagum-kagum. Bahkan saat ini Rey sudah lebih cakap mengendalikan emosinya yang dahulu masih suka meletup. Di sekolah, Rey unggul dalam pelajaran bahasa Inggris. Dia sering menjadi asisten guru pelajaran bahasa Inggris.
Melalui media sosial, Yessy berbagi kebahagiaan kepada dunia, terutama kepada ibu-ibu yang memiliki ABK. Melalui media sosial pulalah, Yessy memasarkan hasil karya anak spesialnya. Karya Rey sudah melanglang hingga benua Australia.
Masa Kecil Rey
Yessy mulai membaca literatur tentang autisme setelah melihat Rey tidak mengoceh seperti anak-anak seusianya, pendiam, pasif dan tidak banyak gerakan. Setelah beberapa kali mendatangi dokter anak, hasilnya Rey dinyatakan autis. Kemudian di usia 2,5 tahun, Rey mulai menjalani berbagai macam terapi. Keluarga ini tidak menerapkan diet ketat untuk Rey karena waktu kecil ia tergolong susah makan, hanya mau roti dan kentang goreng.
Masa playgroup dan Taman Kanak-Kanak merupakan masa yang panjang dan berat bagi Rey dan keluarga. Beberapa kali Rey keluar-masuk TK. Bagi Yessy, jika memang anak tidak dapat bersosialisasi dan belajar dengan nyaman di satu sekolah, jangan dipaksakan. Pendidikan dasar sangat penting karena mempengaruhi pembentukan karakter anak di masa depan. Namun, Rey termasuk anak yang cerdas dan mampu mengikuti pendidikan akademik. Terbukti Rey sudah bisa membaca di usia empat tahun.
Saat ini Rey duduk di kelas 9 SMP Inklusi Semesta Hati, Cimahi. Dari TK sampai SD, Rey bersekolah di Sembilan Mutiara. Hobi menggambar Rey terlihat sejak TK. Jika dulu ia sangat suka menggambar hewan, sekarang gambar Rey lebih bervariatif. Gambar orang dan bunga makin menyemarakkan karyanya. Rey juga tergolong perfeksionis. Jika ada coretan yang dirasa kurang, dia tak segan mengulanginya dari awal.
Rey Sebagai Inspirasi
Menurut Yessy, setiap ABK dilahirkan dengan keunikan dan keistimewaan masing-masing. Karena itu, terapi yang dijalani pun tidak bisa disamaratakan, apalagi tidak semua teori dapat diterapkan secara mutlak. Yessy percaya bahwa keluarga adalah terapis terbaik bagi Rey karena merekalah yang lebih memahami kondisi Rey dan apa yang terbaik baginya. Namun, Yessy tidak menyalahkan jika ada ibu yang memercayakan terapis profesional untuk membimbing anaknya.
“Ada anak yang hebat dalam dunia akademik, ada pula yang hebat di bidang lain. Selain akademik, anak harus diajarkan kemandirian sehari-hari seperti menyapu juga membersihkan dan merapikan barang-barang pribadinya. Itu adalah bekal kehidupannya kelak. Dan satu yang utama, selalu terapkan kedisiplinan,” ujar Yessy.
KOMENTAR ANDA