KOMENTAR

PEREMPUAN bertinggi badan 178 ini terlihat menonjol di lapangan voli. Permainan apik yang dilatari semangat membara adalah kelebihan yang dimiliki gadis muda kelahiran 2 Juli 1995 ini. Di usia yang baru menginjak 23 tahun, berbagai prestasi membanggakan sudah ia raih.

Menggeluti voli sejak kelas 5 SD, Wilda Siti Nurfadhilah Sugandi menjelma menjadi atlet kebanggaan Indonesia. Tentu saja, semua diperolehnya melalui kerja keras. Bagi Wilda orangtua adalah supporter utamanya. Di saat merasa jenuh, yang biasa ia lakukan adalah mengingat kembali apa tujuan utamanya dulu menekuni voli sambil tak lupa refreshing sejenak agar tubuh penat pun menjadi lebih segar. Meski demikian ia mengatakan tidak ada waktu khusus untuk me time. “Setelah kejuaraan, langsung pergi ke Bali misalnya bersama teman-teman. Spontan. Atau di rumah saja, menikmati waktu bersama keluarga sambil membaca novel.”

Minimnya waktu berkumpul bersama keluarga memang menjadi satu konsekuensi yang harus dijalani Wilda. Jika sedang menghadapi kejuaraan, bahkan di hari libur nasional atau hari raya, ia tak punya waktu banyak untuk bersilaturahim dengan keluarga. “Tapi di balik ‘duka’ itu, Allah memberi saya lebih banyak sukacita sebagai atlet voli. Tidak hanya tentang finansial, tapi juga bagaimana orangtua menjadi bangga dengan prestasi yang saya raih. Saya bisa keliling Indonesia dan keliling dunia tanpa harus mengeluarkan uang, memiliki banyak teman dan pengalaman baru, semua itu rezeki yang tidak bisa diukur,” ujar dara yang mengawali karir profesionalnya di Bandung ini.

Dakwah dalam Voli

Ketika memutuskan berhijab pada tahun 2016, Wilda sempat merasa gamang. Ia sempat bertanya apakah hukumnya bermain voli. Ia merenung. Dan akhirnya ia memiliki satu tujuan baru dalam hidupnya, yaitu membuktikan bahwa hijab bukan halangan untuk berprestasi sekaligus menginspirasi orang banyak bahwa berdakwah bisa dilakukan melalui olahraga. Waktu luangnya kini pun ia manfaatkan dengan mengikuti berbagi kajian di kota Bandung.

Berhijab benar-benar membawa perubahan positif dalam diri Wilda. Ia belajar Islam lebih mendalam dengan mengikuti berbagai kajian. Wilda merasakan betapa sayang Allah padanya dengan memberikan lebih banyak rezeki melalui voli. Hijab tidak membuat prestasinya menurun. “Dengan berhijab, saya mengetahui ada batasan-batasan yang harus dipatuhi (terutama dalam pergaulan-red). Hijab juga membuat saya lebih menjaga perilaku di depan umum,” kisah Wilda.

Rezeki lain yang didapatkan setelah berhijab adalah kini Wilda memiliki online shop yang menjual hijab. Menurut Wilda, awalnya tidak ada niat berjualan hijab. Ketika memutuskan berhijab saat bertanding di lapangan voli, ia mengenakan hijab yang dibuat oleh mama dan teman mamanya. Tidak disangka, banyak yang bertanya tempat ia membelinya. Ia dan sang mama kemudian mencoba membuat beberapa ratus hijab. Dan ternyata pesanan mengalir deras. Wilda pun memutuskan untuk profesional dan fokus mengelola usaha online-nya ini.

 

Mempopulerkan Voli

Lebih dari satu dekade menekuni voli, Wilda melihat bahwa masih perlu usaha ekstra untuk ‘mendekatkan’ voli ke masyarakat. Satu cara ampuh menurutnya adalah televisi nasional harus lebih sering menayangkan berbagai event kejuaraan voli. Ia mencontohkan Asian Games 2018 lalu, dengan para atlet yang wara-wiri setiap hari di layar televisi, membuat masyarakat menjadi ngeh dan tertarik dengan keseruan permainan voli.

Wilda masuk tim nasional senior sejak tahun 2011. Karirnya saat remaja dimulai dari mengikuti Kejuaraan Daerah, Pekan Olahraga Daerah, hingga ke tingkat nasional. Di antara prestasi terbaik yang pernah ia raih adalah menjuarai Pro Liga tiga tahun berturut-turut (2015-2017)di bawah bendera PLN, meraih perunggu di SEA Games 2015 dan perak di SEA Games 2017, serta masuk peringkat 7 di Asia pada Asian Games 2018.

Adapun jika bicara pembinaan atlet, Wilda berharap pemerintah dan pengurus dapat lebih memperhatikan kualitas atlet secara komprehensif. Memperbanyak ujicoba bertanding ke luar negeri untuk mengukur kekuatan para kompetitor adalah salah satunya. Juga dalam hal fasilitas yang menunjang latihan atlet. Sebagai contoh, Wilda menyebutkan massage dan fisioterapi penting bagi atlet dalam menjaga stamina dan kebugaran fisik mereka. Di luar negeri, fasilitas pendukung semacam itu sudah menjadi hal yang wajib ada.

Saat ditanya apa mimpi yang ingin dicapainya dalam voli, Wilda menjawab sigap, “Ingin mencetak sejarah baru bagi Indonesia.”

Ia bersyukur bahwa target masuk 8 besar yang digaungkan Pengurus Besar Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PB PBVSI) berhasil diwujudkan. Namun, ia dan teman-temannya berpendapat seharusnya mereka bisa lebih baik lagi, minimal bisa masuk 5 besar. Meski demikian, Wilda mengaku kini lebih bijak menyikapi segala peristiwa dalam hidupnya. “Saya tidak selalu ingin menjadi yang terbaik, tapi lebih bagaimana menjadi yang bermanfaat bagi orang banyak. Selama saya diberi hidup oleh Allah, itu yang akan saya lakukan,” ujar Wilda.

Muda, cantik, berprestasi, dan semakin religius. Inilah sosok Wilda yang kini dikenal masyarakat. Semoga tetap istiqamah dalam berhijab dan tak lelah mengejar cita-cita menjadikan tim voli Indonesia berjaya di pentas dunia.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women