DALAM rangka HUT ke 8 Rumah Sakit Ibu dan Anak SamMarie menggelar seminar umum yang mengusung tema besar “Mewujudkan Impian Memiliki Buah Hati.” Bertempat di lobby Poliklinik RSIA SamMarie Basra, Pondok Bambu, Jakarta Timur (Minggu,16/12). Acara tersebut disponsori oleh PT. ETHICA Industri Farmasi, DIPA, MERCK, dan Farah Magazine sebagai media partner.
Dalam sambutannya, direktur RSIA SamMarie Basra Dr. dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb, Sp.KK (K) menjelaskan, RSIA SamMarie Basra merupakan rumah sakit yang berkomitmen mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas sehingga kuat menyongsong masa depan. Cikal bakal pelayanan kesehatan dibidang infertilisas sudah dimulai dari klinik SamMarie Wijaya sejak 1998. Menghadirkan suatu pelayanan yang komprehensif, artinya melayani secara mendalam pasangan suami istri yang ingin memiliki buah hati.
Tak melulu menjadi perjuangan bagi istri, seorang ayah juga berperan penting dalam keberhasilan memiliki buah hati. Anugerah memperoleh keturunan tentunya tidak lepas atas kehendak Yang Maha Kuasa, namun semua itu bisa diprogram atau direncanakan agar bayi yang dilahirkan menjadi generasi yang sehat dan cerdas.
Pada sesi pertama diisi oleh dr. Rr. Niken Pudji Pangastuti, Sp.OG-KFER yang membahas mengenai Bayi Tabung Sebagai Pilihan Penanganan “Kemandulan”. Bayi tabung merupakan teknologi reproduksi berbantu dengan mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia. Kegagalan satu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang benar selama satu tahun tanpa memakai alat kontrasepsi disebut infertilitas atau kemandulan. Penyebab infertilitas sangat beragam, bisa dari faktor istri, suami, atau kombinasi keduanya. Program bayi tabung bisa dipilih oleh pasangan yang menginginkan buah hati. Keberhasilan bayi tabung di Indonesia sekitar 29,4%. Namun keberhasilan bayi tabung di RSIA SamMarie Basra mencapai 32% pada 2016. Untuk biaya bayi tabung tergantung dari obat yang digunakan dan kondisi pasien yang ditangani, kisarannya sekitar 50-80 juta rupiah.
Selain medis, ilmiah, dan kondisi tubuh suami istri. Faktor kejiwaan juga mempengaruhi seseorang sulit memperoleh buah hati. Pembicara kedua, Hana Thalita Rahma, S.Psi., M.Psi, Psikolog membawakan materi dengan tema "Kecemasan Sebagai Perintang Keberhasilan Kehamilan". Apakah cemas dapat menghambat kehamilan? Sebenarnya, cemas bisa dianggap positif dalam derajat yang normal. Cemas itu sebenarnya baik, karena cemas memberikan peringatan akan bahaya. Tetapi kecemasan yg muncul terlalu sering, tidak dapat dikendalikan dan dalam jangka panjang justru berbahaya dan berdampak terhadap hubungan seksual suami istri.
Salah seorang pasien yang berhasil dalam program bayi tabung, Widi Febriyanti, berbagi kisah keberasilannya mengikuti program bayi tabung di RSIA SamMarie Basra. Ia memilih program bayi tabung karena didiagnosis memiliki gangguan hormon yang menyebabkan sel telurnya mengecil.
Melalui proses yang panjang, dan kegagalan pada program bayi tabung yang pertama. Widi tidak patah arang dan mencoba untuk yang kedua kalinya. Banyak pantangan yang harus dijalani Widi, keinginan untuk memiliki buah hati begitu besar, semua dijalaninya dengan semangat dan yakin. Saat ini Widi dipercaya memiliki bayi kembar laki-laki yang sudah berusia enam bulan, tentunya keberhasilannya tersebut atas kehendak Allah.
Pada sesi kedua, seminar pertama di isi oleh dr. Gita Nurul Hidayah, Sp. OG, yang menjelaskan mengenai "Infeksi Saluran Kemih dan Kelamin Sebagai Penyebab Sukar Hamil”. Agar memiliki anak yang sehat, diperlukan organ reproduksi yang sehat juga, dr. Gita memaparkan tentang berbagai macam penyakit yang menyerang kelamin dan infeksi saluran kemih serta cara menanggulanginya. Karena baik secara langsung maupun tidak langsung, infeksi saluran kemih dapat menyebabkan seorang wanita sukar hamil.
Prof. Dr.dr. T.Z. Jacoeb, Sp. OG-KFER, memaparkan tentang "Kiat mengatasi Kemandulan.” Ia selalu memberikan kiasan kepada pasiennya, jika ingin panen tanaman yang bagus pertama pilihlah bibit yang terbaik, kemudian semaikan dulu di tempat yang baik, setelah itu mencari lahan yang terbaik untuk menanam benih tersebut. Hal tersebut berlaku juga dalam konsep memperoleh anak. Pertama, keberhasilan memperoleh keturunan ditentukan oleh kedua belah pihak (suami-istri). Kemudian, ciptakan harmonisasi dan keselarasan sehingga keberhasilan memperoleh anak semakin besar.
KOMENTAR ANDA