SETIAP muslim tentulah menginginkan doanya diijabah oleh Allah Swt. Karena itulah setiap muslim harus memperhatikan adab berdoa agar Allah berkenan mengabulkan permohonannya.
Selain tentang adab berdoa, seorang muslim juga seharusnya memperhatikan waktu berdoa. Setidaknya ada 6 (enam) waktu yang bisa dimanfaatkan agar doa kita lebih besar kemungkinannya diijabah Allah. Keenam waktu tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, waktu sahur menjelang subuh. Pada sepertiga malam terakhir, Allah turun ke langit dunia mengabulkan doa hamba-hambaNya. Mereka itulah tentu bukan sembarang hamba. Mereka yang bangun untuk beribadah dan berdoa sepenuh jiwa kepada Allah Swt., insya Allah termasuk orang yang bertakwa.
Kedua, hari Jumat saat Imam duduk di antara dua khutbah dan bisa pula ba’da Ashar sampai matahari tenggelam.
Ketiga, bulan Ramadhan yang penuh ampunan dan rahmat, terutama pada saat berbuka puasa.
Keempat, hari Arafah (9 Dzulhijjah) karena sebaik-baik doa adalah permohonan yang diucapkan di hari Arafah.
Kelima, saat azan berkumandang maupun di antara azan dan iqamah.
Keenam, selepas shalat lima waktu; bisa jadi di akhir tahiyat sebelum salam atau setelah salam (setelah zikir).
Sebagai hamba yang memohon, tentulah kita harus memperhatikan kualitas diri kita. Jangan sampai hanya berdoa, tapi melupakan amal saleh sehari-hari, lalu marah kepada Allah jika permohonan kita tak segera dikabulkan. Atau bahkan, enggan berdoa karena menganggap usaha lebih penting dari doa.
Dalam qur’an Allah berfirman, “Berdoalah kepadaKu, Aku akan mengabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepadaKu, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60)
Kita hendaknya bertawakal selepas ikhtiar dan berdoa. Yakinlah Allah akan memberi yang terbaik bagi kita. Jangan lantas berburuk sangka pada Allah jika apa yang kita minta tidak segera dikabulkan oleh Allah.
***
KOMENTAR ANDA