KOMENTAR

INFORMASI menyesatkan yang bersliweran di dunia maya harus menjadi perhatian khusus bagi seorang muslim. Ya, seorang muslim sejatinya menjadi rahmatan lil alamin yang menebarkan kebaikan, kebajikan, dan kedamaian. Bukan sebaliknya, menimbulkan keresahan di lingkungan sekitar dan masyarakat.

Apa itu al hilm dan al ‘anah yang dapat menangkal hoax?

Al hilm adalah sikap tenang sedangkan al ‘anah adalah sikap hati-hati dalam bertindak. Dua sikap ini amat diperlukan untuk menyikapi tsunami hoax yang beredar di jagat maya.

Saat menerima sebuah informasi, kita tidak boleh tergesa-gesa menyimpulkan kebenarannya tanpa melakukan cek ricek (tabayyun). Pun jika informasi itu benar adanya, namun jika disebarkan dapat menyebabkan keresahan, ketakutan, atau kemarahan masyarakat, kita harus lebih bijak dalam memfilter dan merangkai kata-kata sebelum dikonsumsi publik.

Saringlah informasi sebelum sharing. Itulah kesadaran yang harus selalu tumbuh di era digital saat ini. Jangan sampai kita tenggelam dalam tsunami berita dan tidak mau berjuang untuk lepas dari gulungan ‘air bah’ itu. Jangan sampai kita pasrah lalu meneruskan berita secepat-cepatnya dengan tujuan menjadi trendstter atau dianggap paling up to date.

“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan jika mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Pemimpin (Ulil Amri) antara mereka, pastilah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya dapat mengetahuinya dari Rasul dan Ulil Amri. Jika tidaklah karena rahmat Allah untukmu, tentulah kamu akan mengikuti setan, kecuali sebagian kecil di antaramu.” (QS. An Nisa: 83).

Sebagai insan modern, mari lengkapi diri dengan al hilm dan al ‘anah agar hidup kita tidak ternodai hoax dan kita pun tidak menjadi pelempar fitnah. [***]




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur