KOMENTAR

TANTANGAN dalam dunia parenting memang tidak ada habisnya. Bertambah usia anak, bukan berarti segala kerepotan menjadi orangtua berkurang. Kerepotan itu hanya bertransformasi ke dalam bentuk lain alias berganti wajah.

Jika saat balita kita direpotkan dengan mengganti popok, membuat susu, atau menemaninya beraktifitas di playground, maka kerepotan itu berubah menjadi konsistensi untuk bolak-balik mengingatkan si buah hati untuk tidak meninggalkan shalat, memintanya untuk berhati-hati dengan maraknya pornografi di jagat maya, hingga memfilter teman-teman dekatnya agar tidak ada celah bagi anak untuk terkena pengaruh buruk dari pertemanan.

Berbagai tugas dan tantangan sebagai orangtua bukan tak mungkin membuat kita kesusahan, bahkan membuat kita frustasi karena masalah demi masalah berulang dan tidak juga terselesaikan. Adu argumentasi dan bahkan pertengkaran sebelum tidur, menjadi bagian dari keseharian ayah dan ibu.

Memang, menjadi orangtua tidak disertai manual book tentang bagaimana mengasuh dan mendidik anak. Tapi banyak sekali buku, situs parenting, komunitas parenting, juga psikolog dan dokter anak yang dapat menjadi rujukan dalam kepengasuhan anak. Sadarilah bahwa kita tidak sendirian dan tidak harus meraba dalam gelap untuk menemukan bentuk pengasuhan kita kepada anak. Jangan malu untuk mencari bantuan (guidance) agar ibu senantiasa merasa kuat dan termotivasi untuk mendidik anak-anak secara maksimal.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting