KOMENTAR

TAGAR #10YearChallenge yang memeriahkan laman media sosial selama beberapa minggu terakhir juga dimanfaatkan para tokoh dan pesohor dunia untuk aktif mengkampanyekan berbagai fenomena yang terjadi di dunia selama 10 tahun terakhir.

Uniknya, mereka tidak sekadar latah mengikuti #10yearchallenge dengan membandingkan foto pribadi mereka untuk menuai decak kagum atas transformasi fisik mereka, tapi justru mengunggah hal serius yang jauh dari kesan seru-seruan.

Salah satu topik yang juga menjadi trending seiring #10yearchallenge adalah tentang perubahan iklim (climate change) yang makin terasa dan terlihat dalam 10 tahun belakangan. Dilansir dari bbc.com, ada pesepakbola asal Jerman Mezut Ozil yang mengunggah foto perbandingan es di Antartika pada laman twitternya.

Meskipun tergolong meme karena foto yang bertuliskan tahun 2008 sebenarnya merupakan foto pada November 2016, warganet tetap dibuat khawatir menyaksikan betapa pemanasan global makin tak terkendali hingga makin banyak es mencair dan ‘membanjiri’ daerah Kutub Selatan.

Lain Ozil, lain pula Greenpeace. Organisasi lingkungan internasional ini menggunggah dua foto yang membandingkan kondisi Arktik (daerah di Kutub Utara) pada tahun 1928 (diambil dari arsip foto) dan tahun 2002 (foto karya Christian Aslund). Serupa dengan Ozil, meski tidak stick to the rule terhadap #10yearchallenge, apa yang diunggah Greenpeace menjadi alarm bagi warga dunia untuk bersatu menyelamatkan bumi.

Satu lagi tokoh internasional yang juga berpartisipasi dalam #10yearchallenge adalah Duta Besar Jerman untuk Pakistan Martin Kobler. Ia menggunggah sebuah artikel tentang kekeringan yang melanda Balochistan, sebuah wilayah di Pakistan. Menurut Kobler, kekeringan tersebut sudah membahayakan makhluk hidup, tak hanya manusia tapi juga binatang dan tumbuh-tumbuhan.

WWF Filipina juga ikut menyuarakan gerakan sadar polusi plastik dengan menggunggah dua foto botol air mineral yang bertulis 2008 dan 2018. Foto tersebut ingin menyadarkan masyarakat tentang bahaya plastik. Para ilmuwan memperkirakan ada 10 ton limbah plastik mengendap di dasar lautan setiap tahun yang membutuhkan ratusan tahun untuk bisa diurai.

Berbagai foto yang diunggah tentang perubahan iklim mudah-mudahan diikuti keinginan kuat dan sumbangsih nyata warga dunia untuk peduli lingkungan hidup. Karena bumi tidak boleh rusak seiring kita menua. Bumi harus tetap hidup untuk ditinggali anak cucu kita.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News