PERSOALAN hukum yang dialami Ratna Sarumpaet mau tidak mau menyeret nama aktris Atiqah Hasiholan. Atiqah pernah dipanggil polisi pada 23 Oktober 2018 silam untuk mengklarifikasi beredarnya foto sang bunda di media sosial.
Aktivis kemanusiaan senior itu didakwa Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 28 jo Pasal 45 Undang-Undang ITE dalam kasus penyebaran berita bohong. Kasus tersebut sempat menghebohkan publik dan membuat sejumlah nama tokoh politik terseret.
Setelah Ratna ditahan pada awal Oktober 2018, Atiqah rutin mengunjungi sang umi di tahanan Mapolda Metro Jaya. Saat awal ditahan, Ratna sempat drop karena kehilangan nafsu makan. Kini kondisinya berangsur membaik. Menurut pengacaranya, Ratna bahkan sudah banyak menulis. Kondisi ini tentu tak lepas dari dukungan keluarga, terlebih lagi anak-anaknya. “Sekarang sudah mau makan, alhamdulillah,” kata Atiqah saat keluar dari Mapolda Metro Jaya, Kamis (10/01/19).
Istri Rio Dewanto ini terlihat kuat dan sabar menemani sang bunda yang dipanggilnya “Umi”. Bagi Atiqah, Ratna Sarumpaet adalah inspirator hidupnya. Begitu banyak nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan sang Umi padanya terutama tentang kepedulian terhadap sesama dan keadilan bagi rakyat kecil.
Ibunda Salma Jihane Putri Dewanto ini juga menggambarkan sosok ibunya sebagai pribadi yang tegas namun humoris. Bahkan, Atiqah mengaku Ratnalah yang memaksanya untuk terjun ke dunia akting saat ia masih kecil. Dan terbukti, darah seni yang mengalir deras dari sang ibu menjadikan Atiqah aktris dengan kemampuan akting yang mumpuni.
Apa yang dirasakan dan dilakukan Atiqah saat ini adalah pembuktian dari kalimat panjang yang ia tulis di laman Instagramnya pada penghujung Desember 2018: “Memahami bahwa hidup ini dijalankan dengan satu sumber kekuatan dimana cita, duka, harapan, dan kepastian bukan menjadi milik manusia. Mengajarkan saya untuk menjulurkan kaki saya ke atas bumi dan menjadi kokoh tegak berdiri untuk memberikan cinta pada orang orang yang saya cintai. Tidak ada dalam wujud lain sekalipun dimana saya perlu merasa takut dan berharap selain pada Yang Maha Kuasa. Tidak dalam wujud lain apapun dimana saya berharap akan cinta yang memiliki, karena yang memiliki hanyalah Yang Maha Mencinta”
KOMENTAR ANDA