ANGKIE Yudistia dikenal sebagai seorang difablepreneur dengan segudang aktivitas. Terlahir dengan kondisi tunarungu, ia merupakan Founder dan CEO dari Thisable Enterprise yang berdiri sejak 2011. Perusahaan ini fokus kepada misi sosial khususnya dalam membantu para difabel.
Penulis buku Perempuan Tunarungu Menembus Batas dan Setinggi Langit ini pernah mengikuti ajang pemilihan Abang None Jakarta Barat 2008. Ia juga menjadi Duta Indonesia pada ajang Asia-Pasific Development Center of Disability.
Ibu dari dua putri, Kayla Almahyra (3 tahun), dan Aleea Kinandari (5 bulan), ini selalu menjalin bonding dan berusaha memahami komunikasi kedua putrinya, terutama dengan baby Kinan. Angkie bersyukur karena memiliki dua dokter anak yang selalu mendukungnya. dr. Margaretha di RSPP Jakarta, mengajarinya tentang cara berkomunikasi dengan bayi melalui jari tangan. Dengan begitu, ia dapat mengetahui apa yang dibutuhkan bayinya, apakah lapar atau sedang dalam kondisi tidak nyaman. Itulah alasannya kenapa ia selalu melepas sarung tangan si kecil agar ia bisa memperhatikan tangan bayinya dengan seksama. Sementara itu, dr. Analysa B. dari RS. Siloam Bogor mengajarinya tentang dunia laktasi dan selalu mengingatkannya untuk selalu mengASIhi di tengah kesibukannya.
Melalui akun instagram pribadinya, Angkie menuliskan caption di bawah fotonya yang sudah terbalut hijab dengan nuansa hitam putih. Angkie tampak cantik sekali. Ia menceritakan tentang perjuangan hidup setahun lalu yang dirasa penuh dengan ujian, yang akhirnya membuat Angkie mantap berhijab.
“1 tahun kemarin adalah tahun yang sangat tough sekali. Dari melahirkan anak ke-2 secara c-section yang sangat sakit, menjadi disabilitas fisik (walau sementara) dengan scoliosis tulang belakang yang sangat sakit, sampai tidak bisa duduk bahkan berdiri, hanya terbaring di ranjang, dan alhamdulillah membaik walau harus memakai korset dan therapy. Lalu mendadak harus menggunakan kacamata karena mata samar-samar tidak bisa melihat, sungguh lengkap ya merasakan triple disabilitas dengan ketidakmampuan dalam mendengar, melihat dan bahkan fisik, tapi aku menjalankan dengan ikhlas dan meningkatkan rasa empathy.”
Tidak sampai di situ, Angkie juga menceritakan bahwa pada Januari 2019 lalu anak pertamanya harus dirawat di rumah sakit selama 8 hari karena terserang DBD. Disertai kepergian bapak mertua yang masih meninggalkan duka yang mendalam hingga saat ini. “Aku berusaha keras untuk menahan kekuatan agar tidak runtuh, hanya kepada Allah aku bisa bersandar. Semoga dengan keputusan berhijab ini semakin menumbuhkan kekuatan aku untuk bertahan dan lebih mensyukuri nikmat Allah ya.”
Setiap manusia menjemput hidayah-Nya dengan berbagai macam cara. Dan keputusan Angkie berhijab merupakan langkah awal baginya untuk memulai lembaran hidup baru. Banyak netizen yang berkomentar positif terhadap keputusannya dan mendoakannya agar tetap istiqamah.
KOMENTAR ANDA