KOMENTAR

PUSAT-pusat perbelanjaan saat ini berlomba untuk mencari pengunjung. Mal selalu berinovasi menghadirkan kemudahan dan kegembiraan bagi para konsumennya. Sebut saja, mal masa kini menyediakan fasilitas serba lengkap mulai dari department store, supermarket, tempat makan, hingga fasilitas permainan anak-anak. Ibaratnya, mal bisa jadi rumah kedua bagi keluarga untuk menghabiskan waktu di sana.

Salah satu yang juga makin berkembang adalah masjid atau musala di mal-mal. Di mal-mal besar ibukota misalnya, masjid di mal kini jauh dari kesan kumuh dan panas. Ada ruang tunggu dan penitipan sepatu, ruang wudhu berkeramik, juga ruang salat besar yang ber-ac. Mukena dan sarung juga al-Qur’an juga tersedia. Kondisi tempat salat yang bersih dan nyaman kini menjadi salah satu faktor yang harus dimiliki pusat perbelanjaan.

Salah satunya adalah Masjid Al-Latief di lantai 5 Pasaraya Blok M, Jakarta. Pasaraya yang memiliki tagline The Pride of Indonesia ini pernah menjadi pusat perbelanjaan termewah di Jakarta. Kini, Pasaraya memilih ‘hijrah’ untuk menjadi pusat kajian. Ya, di lantai 5 pusat perbelanjaan ini, ada masjid Al-Latief dengan luas sekitar 50m2 yang setidaknya bisa menampung ratusan jamaah.

Al-Latief adalah salah satu asmaul husna yang berarti Maha Lembut. Nama masjid ini juga diambil dari nama Abdul Latief, pengusaha sekaligus mantan Menteri Tenaga Kerja yang merupakan pemilik Pasaraya.

Kesan lapang dan mewah tertangkap saat kita memasuki masjid ini. Tanpa tiang, pandangan pun lepas tanpa terhalang. Efek pencahayaan pada mihrab dan beberapa detail lain, karpet berwarna merah, lampu kristal, juga kubah artifisial dan jendela artifisial bertulis kaligrafi berwarna emas membuat msjid tampak mewah.

Masjid ini kini menjadi tempat untuk berbagai kajian rutin yang dihadiri puluhan hingga ratusan jamaah. Demikian pula saat salat Jumat, masjid ini menghadirkan ulama atau tokoh terkenal untuk menjadi imam dan khatib. Contohnya adalah Hidayat Nur Wahid, Tifatul Sembiring, hingga Ustaz Bachtiar Nasir.

Dari kajian rutin yang digelar hampir setiap hari, ada nama Aa Gym dan Mamah Dedeh tercatat sebagai narasumber. Kajian mulai dari kajian kitab, kajian fikih kontemporer, kajian hadits arbain, hingga tausiyah bertema bebas. Para jamaah berbondong-bondong datang ke Pasaraya bahkan saat pintu mal belum dibuka.

Di daerah Blok M, tidak hanya Pasaraya yang menjadikan masjidnya sebagai pusat dakwah. Pengelola Blok M Mall dan Blok M Square juga memasukkan kajian Islam yang terbuka untuk umum di masjid mereka. Seperti juga yang ada di Kota Kasablanka. Selain berdakwah, tentu saja jamaah yang membludak hadir di mal menjadi pertimbangan bagi para pengelola mal untuk mendatangkan rezeki (keuntungan) fantastis.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News