TRANSPLANTASI sumsum tulang belakang merupakan salah satu metode pengobatan yang dapat diberikan untuk menggantikan sel-sel yang rusak akibat penyakit tertentu, kemoterapi, atau untuk melawan dari sel-sel keganasan. Harapannya, pada penderita kanker, sel-sel darah yang rusak bisa tergantikan oleh adanya transplantasi sumsum tulang baru.
Namun, banyak juga yang mempertanyakan mengenai prosedur transplantasi ini, terutama mengenai nasib pendonornya kelak.
Menanggapi pertanyaan di atas, dr. Mesha Syafitra seperti dilansir dari www.alodokter.com menjelaskan ada dua jenis metode untuk transplantasi sumsum tulang. Yang pertama, transplantasi secara autologus atau transplantasi sumsum tulang yang menggunakan sumsum tulang dari pasien itu sendiri yang masih sehat. Yang kedua, transplantasi secara allogenik, menggunakan sumsum tulang dari pendonor yang umumnya masih berasal dari kerabat dekat. Hal ini tentunya dipilih berdasarkan pertimbangan oleh dokter yang memeriksakan.
Sebelum dilakukan tindakan transplantasi, akan dilakukan serangkaian pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengevaluasi kecocokan jaringan antara pendonor dan penerima. Saat dilakukan tindakan transplantasi tersebut, nantinya jaringan sumsum tulang pendonor akan diambil namun hanya akan diambil sebagian jaringannya, sehingga pendonor pun yang masih sehat tentu tidak akan mengalami dampak buruk apapun. Tubuh yang sehat pada pendonor akan melakukan regenerasi dari jaringan sumsum tulang tersebut, meskipun membutuhkan waktu beberapa waktu dalam proses pemulihannya.
KOMENTAR ANDA