KOMENTAR

DEBAT Pilpres ketiga yang diikuti dua calon wakil presiden diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta, pada Minggu malam (17/03/19). Tema yang dibahas pada debat ketiga tersebut adalah seputar dunia pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan budaya.

Salah satu tema penting yang diperdebatkan oleh Cawapres nomor urut 01 Ma’ruf Amin dan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno berkaitan dengan gizi buruk adalah tentang stunting.

Sebagian besar masyarakat masih belum memahami istilah stunting hingga tidak menyadari penyebab dan pencegahannya. Apa sebenarnya stunting?

Stunting adalah masalah kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga menganggu pertumbuhan pada anak, yakni postur badan anak terlihat lebih pendek dari standar usianya. Di Indonesia, angka prevalensi stunting pada balita mencapai 37 persen dan penyebarannya terjadi hampir di setiap provinsi.

Menurut dr. Windhi Kresnawati, Sp.A seperti dilansir dari laman GridHEALTH.id, ada beberapa faktor yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan anak yang optimal:

  • Lingkungan fisik dan mental yang sehat. Meliputi pola asuh, pola makan, sanitasi, dan akses air bersih.
  • Mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
  • Kondisi fisik yang memungkinkan (tidak mengalami cacat fisik).
  • Genetik normal (tidak memiliki kelainan genetik)

Adapun penyebab stunting disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor organik dan faktor nonorganik.

Faktor organik, yaitu kesulitan makan yang disebabkan karena:

  • Mengalami cacat sejak lahir seperti bibir sumbing dan micrognatia (rahang kecil).
  • Sesak napas seperti pada penyakit jantung bawaan, gagal jantung, asama, cystic fibriosis (penyumbatan saluran pernapasan akibat lendir dalam tubuh yang tidak teratasi dengan baik).
  • Kelainan saraf seperti cerebral palsy, kelainan koordinasi kerongkongan, dan kerusakan otak sejak lahir.
  • Kelainan saluran pencernaan seperti penyempitan ujung lambung, kelainan struktur esophagus, dan sumbatan saluran cerna.
  • Kelainan pada ginjal seperti gagal ginjal dan infeksi saluran kemih.

Faktor nonorganik mencakup faktor psikososial dan nutrisi, berbagai masalah psikososial yang melatarbelakangi antara lain:

  • Berasal dari keluarga miskin.
  • Kehamilan yang tidak direncanakan, seperti gagal KB dan kehamilan di luar nikah.
  • Lahir dari ibu yang usianya terlalu muda dan ibu yang mengalami depresi.
  • Komplikasi saat kehamilan.
  • Anak diberi minum susu formula yang tidak disiapkan dengan baik. Seperti kebersihan botol susu dan frekuensi pemberian susu yang tidak diperhatikan.
  • Anak sering mengalami infeksi-infeksi ringan.

Terdapat dampak jangka pendek yang diakibatkan dari stunting seperti terganggunya perkembangan otak, menurunnya tingkat kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisik, serta gangguan metabolism pada tubuh. Dampak jangka panjang stunting yang tidak mendapatkan penanganan komprehensif dapat menurunkan kemampuan kognitif otak, daya tahan tubuh menjadi lemah sehingga mudah sakit, dan berisiko tinggi munculnya penyakit metabolis seperti kegemukan, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah.




Dukung Riset dan Publikasi Ilmiah, Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta Luncurkan Jurnal Yustisia Hukum dan HAM “JURNALIS KUMHAM”

Sebelumnya

Momen Unik yang Viral, Kebersamaan Presiden Prabowo dan Kucing Bobby Kertanegara di Istana

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News