KOMENTAR

LONDON School Centre for Autism Awareness bersama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) dan London School of Public Relations - Jakarta mengadakan penggalangan dana untuk anak-anak penyandang ASD (Autism Spectrum Disorder) bertajuk “Heart for Autism Charity Night” pada tanggal 22 Maret 2019 di Prof. Dr. Djajusman Auditorium & Performance Hall, LSPR Jakarta.

Acara ini terdiri dari Autism Runway & lelang syal dari Alleira Batik, pertunjukkan musik dari London School Centre for Autism Awareness (LSCAA), pameran dan lelang lukisan Anak Berkebutuhan Khusus dari Daya Pelita Kasih Foundation, serta Pameran dan Penjualan hasil karya dari Balai Kerja Anak Berkebutuhan Khusus, London School Beyond Academy.

Hasil lelang dan penjualan tiket akan diberikan kepada pelukis dan juga didonasikan untuk Rumah Autis, sebuah Lembaga Sosial Masyarakat yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus lainnya (ABK) dari keluarga prasejahtera. Rumah Autis mempunyai tiga bentuk program yaitu Layanan (Terapi, Sekolah Khusus dan Bimbingan Latihan Keterampilan), Sosialisasi dan Advokasi ABK.

Pada tanggal 23 Maret 2019, masih dalam rangkaian acara yang sama, LSCAA juga mengadakan seminar dengan tema “A Neuroscience Approach to Autism”.

Hadir sebagai pembicara dr. Roy Amardiyanto, Sp.A (K), dokter syaraf anak RS PON, Aty Rahmawaty, orangtua dari salah satu individu autism dan juga dr. Tri Gunadi, A.Md.OT,S.Psi, dosen vokasi Prodi Okupasi Terapi UI & Pendiri Klinik YAMET.

Mereka membahas bagaimana menangani individu autisme dari kacamata yang berbeda, yaitu: ahli kesehatan, terapis dan juga orangtua dengan anak autisme.

“Mendidik, merawat, memiliki anak berkebutuhan khusus tidaklah mudah. Anak berkebutuhan khusus membutuhkan edukasi dan perhatian khusus dari orangtua,orang-orang sekitar, masyarakat, dan juga Pemerintah,” ujar Prita Kemal Gani, Founder & Director London School of Public Relations, Jakarta, sekaligus inisiator LSCAA.

“Banyak anak penyandang ASD di Indonesia yang tidak mendapatkan terapi yang dibutuhkan karena mahalnya proses terapi dan fasilitas yang kurang memadai. Melalui acara ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk membantu dan mendukung agar anak-anak autisme yang datang ke Rumah Autis mendapatkan terapi yang sesuai dengan kebutuhan tiap individu,” sambungnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga menampilkan talenta yang dimiliki ABK seperti bermusik dan melukis dalam tema “Let us become The Agent of Voice for Voiceless.”

London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) merupakan bagian dari kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) LSPR-Jakarta sebagai bentuk kepeduliannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus yang salah satu karakteristiknya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi baik verbal ataupun non-verbal.

Melalui LSCAA, LSPR-Jakarta berharap dapat mengkomunikasikan mengenai autisme kepada masyarakat Indonesia. Berbagai kegiatan telah diselenggarakan oleh LSCAA seperti acara tahunan Autism Awareness Festival, Workshop for Parents, pembuatan produksi film pendek “Saudaraku Berbeda”, Teachers Training, dan masih banyak lagi guna mengkomunikasikan perihal sosialisasi autisme.

Hingga saat ini, LSCAA telah memberikan pelatihan kepada 5028 guru yang mewakili 1616 Sekolah Dasar se-Jabodetabek. Pemutaran film “Saudaraku Berbeda” telah dilakukan di 24 sekolah dan ditonton oleh 3131 siswa. Orang tua pun dilibatkan dengan berbagi pengalaman dengan yang lainnya yang telah diikuti oleh 264 orang. 




Jaya Suprana: Resital Pianis Tunanetra Ade “Wonder” Irawan Adalah Peristiwa Kemanusiaan

Sebelumnya

Kemitraan Strategis Accor dan tiket.com Perkuat Pasar Perhotelan Asia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E