KOMENTAR

HUBUNGAN suami istri adalah sebuah kompromi tanpa henti. Sejatinya, proses kompromi tersebut akan berlangsung sepanjang waktu hingga maut memisahkan.

Namun, tidak sedikit pasangan yang gagal mewujudkan janji “till death do us part” lalu berpisah dalam perjalanan rumah tangga mereka. Dua isi kepala yang berbeda tidak mampu menyelaraskan ego dan hati untuk mencapai tujuan bersama. Meskipun sudah ada buah hati yang hadir, itu tidak cukup untuk menyatukan perbedaan yang kadung meluas.

Agar kehidupan rumah tangga kita tidak menuju gerbang kehancuran, marilah kita melihat apakah tiga tanda berikut ini ada dalam hubungan kita atau tidak.

#Salah satu pihak menanggalkan ketaatan pada Sang Khalik. Jika salah satu dari pasangan suami istri sudah tidak mau beribadah, tidak mau membuktikan ia adalah hamba yang taat, maka ini menjadi tanda bahwa tujuan jangka panjang kita yaitu surgaNya akan sulit diraih.

Adalah kewajiban kita untuk mengingatkan dengan santun, mengajaknya mendengarkan kajian para ustaz agar hatinya terbuka untuk shalat, puasa, berzakat, dan berzikir. Namun ketika tahun demi tahun berganti, namun ia tak kunjung mengubah diri, ini suatu pertanda bahwa

#Selalu bertengkar tentang uang. Di antara sekian banyak masalah yang tidak juga diselesaikan, uang menjadi satu masalah sensitif yang mampu meruntuhkan mahligai rumah tangga. Masalah uang bukan hanya tentang hidup yang kekurangan, tapi juga sikap boros, mubazir, sikap pelit, sikap otoriter, atau ketidakjujuran dalam penghasilan dan pengeluaran.

Jika masalah ini terus berulang, bahkan bertambah parah, dibutuhkan kekompakan antarpasangan untuk bersikap tegas. Salah satu pihak harus bisa mengubah sikap buruk tersebut. Jika tidak juga berubah, akan sulit mempertahankan keharmonisan rumah tangga.

#Tidak pernah tertawa bersama. Mungkin terlihat sepele, tapi tertawa bersama adalah satu tanda pasangan suami istri dapat berbagi kebahagiaan dan pikiran yang sama. Tertawa bersama juga menjadi satu tanda bahwa kita saling memahami dan bersyukur atas kehidupan yang kita miliki.

Ketika kita tidak dapat menertawakan hal yang sama, bisa dibilang bahwa kita berada di frekuensi yang berbeda. Tidak ada keinginan untuk bersenang-senang bersama. Tidak ada rasa untuk saling mencurahkan perasaan. Jika ini yang terjadi, bagaimana kita akan hidup bersama selamanya?




Ingin Jadi Individu Sukses, Ini Alasan Mengapa Kita Butuh Dukungan Orang Lain

Sebelumnya

Gen Z dan Upaya Mengatasi Tantangan Sandwich Generation

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family