KOMENTAR

FATIMAH Az Zahra ialah putri bungsu Rasulullah SAW dan Sayidatina Khadijah ra. Ia lahir di Mekkah pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir atau lima tahun sebelum Rasulullah diangkat sebagai Rasul.

Semasa hidupnya Fatimah merupakan anak yang paling dekat dengan Rasul. Ia mendapatkan julukan Az Zahra yang berarti bercahaya dan berkilau. Walaupun menjadi anak dari pemimpin tertinggi Islam, namun kepribadiannya begitu sederhana.

Ayahandanya menjadi suri tauladan yang ia ikuti sehingga kehidupannya tidak seperti anak-anak raja dan pemimpin lainnya saat itu. Fatimah yang berstatus sebagai anak dari seorang raja yang memiliki kekuasaan puncak tidak hanya hidup serba berkecukupan, namun juga berlimpah kemewahan. Akan tetapi, ia memilih tumbuh menjadi gadis yang memiliki kepribadian sabar dan penyayang dan tidak pernah dilihat atau melihat lelaki yang bukan muhrimnya.

Rasulullah SAW sering sekali menyebutkan nama Fatimah, diantaranya beliau pernah berkata bahwa Fatimah merupakan bidadari yang menyerupai manusia. Ia adalah satu-satunya anak Rasulullah yang tinggal bersama beliau setelah Khadijah wafat dan menggantikan peran ibundanya untuk mengurus ayahnya tersebut.

Dalam beberapa riwayat dijelaskan bahwasanya Fatimah Az Zahra adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. Aisyah ra, misalnya mengatakan: Tidak ada yang mirip Rasulullah dalam cara berjalan dan bertutur kata kecuali Fatimah. Sementara Anas bin Malik dalam satu riwayatnya mengatakan Fatimah sangat mirip dengan Rasulullah, kulitnya putih dan berambut hitam.

Tantangan hidup yang sangat berat pun telah dilalui oleh Fatimah. Mulai dari perlawanan kaum Quraisy terhadap ajaran yang dibawa oleh ayahandanya hingga cobaan ditinggal wafat oleh ibunda tercintanya. Ia mampu melewati itu semua dengan penuh kesabaran.

Pernah suatu hari, Fatimah Az Zahra dihampiri oleh Abdurrahman bin Auf yang memberi tahu bahwa Rasulullah SAW tengah menangis sedih setelah menerima wahyu dari Jibril. Abdurrahman datang ke sana dengan maksud untuk mencari obat bagi suasana hati Rasulullah yang sedang dilanda kalut. Satu hal yang bisa membuat bahagia Rasulullah adalah dengan melihat putrinya tersebut. Fatimah Az Zahra.

Setelah mendengar kabar dari Abdurrahman itu, Fatimah Az Zahra lalu berkata: Baik. Tolong menyingkirlah sejenak hingga aku selesai ganti pakaian. Demikian diceritakan dalam kitab al-Aqthaf ad-Daniyyah melalui riwayat Umar bin Khattab.
Keduanya lalu berangkat ke tempat Rasulullah. Pada saat itu, ia menyelimuti tubuhnya hanya dengan pakaian yang usang, ada 12 jahitan di dalam lembar kain tersebut. Juga serpihan dedaunan kurma yang tampak menempel di sela-selanya.

 

 

Sayidina Umar bin Khattab menepuk kepala ketika melihat penampilan Fatimah tersebut sambil berkata: Betapa nelangsa putri Muhammad SAW. Para putri kaisar dan raja mengenakan sutra-sutra halus sementara Fathimah anak perempuan utusan Allah puas dengan selimut bulu dengan 12 jahitan dan dedaunan kurma.

Sesampainya Fatimah Az Zahra di tempat ayahnya, Fatimah berkata, Ya Rasulullah, tahukah bahwa Umar terheran-heran dengan pakaianku? Demi Dzat yang mengutusmu dengan kemuliaan, aku dan Ali (Sayyidina Ali bin Abi Thalib, suaminya) selama lima tahun tak pernah menggunakan kasur kecuali kulit kambing.

Fatimah menceritakan, keluarganya menggunakan kulit kambing tersebut hanya di waktu malam hari saja. Sementara pada siang hari kulit tersebut berubah fungsinya menjadi tempat makan unta. Untuk bantal mereka hanya terbuat dari kulit yang berisi serpihan dedaunan kurma.

Setelah mendengarkan ucapan dari Fatimah Az Zahra, Rasulullah kemudia berkata kepada Umar Wahai Umar, tinggalkan putriku. Mungkin Fathimah sedang menjadi kuda pacu yang unggul (al-khailus sabiq), sabda Nabi kepada sahabatnya itu.

Maksud dari kuda pacu tersebut merujuk pada pengertian mengenai keutamaan sikap fatimah yang mengungguli seluruh putri-putri raja lainnya. Tebusanmu (wahai Ayah) adalah diriku, sahut Fathimah.

Demikianlah ulasan mengenai gaya hidup Fatimah Az Zahra, putri Rasulullah SAW. Sebenarnya, dengan kedudukan dan kharisama luar biasa dari ayahandanya, Fatimah Az Zahra bisa memperoleh apa saja yang dia inginkan. Akan tetapi, ia telah mewarisi kepribadian Rasulullah SAW yang bersahaja. Ia tetap tampil dengan sederhana namun memiliki kemewahan jiwa yang luar biasa.

Source:jejakimani.com




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur