KOMENTAR

PILPRES telah usai. Namun, ada banyak hal yang ditinggalkannya, salah satunya stress pasca pemilu. Hal ini bisa saja terjadi pada calon legislatif (Caleg) yang gagal meraup suara terbanyak. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan RI, dr. Fidiansjah, mengatakan inilah yang saat ini menjadi perhatian Kemenkes. Menurutnya, penyebab stress yang terjadi pada setiap individu tidak bisa diprediksi. Yang jelas, begitu daya tahannya rapuh, konsep dalam diri seseorang terjadi suatu gejolak antara cita-cita dan harapan, lalu realitas tak terpenuhi.

''Orang-orang yang rapuh ini menghadapi realitas dengan kenyataan bukan hanya pada pemilu. Tapi terjadi di semua kondisi.  Maka kesiapan menerima kenyataan karena tidak sesuai yang diharapan harus bisa menerima. Prinsip pertamanya itu siap kalah dan menang,'' jelas dr. Fidi (sapaan dr. Fidiansjah), Selasa (16/4).

Saat mencalonkan diri, ada surat keterangan kesehatan termasuk kejiwaan. Terjadinya stress pasca pemilu dianggapnya sebagai sebuah kejadian yang tidak biasa atau dianalogikan seperti bencana alam yang tidak dapat diprediksi.

Berapa banyak jumlah Caleg yang akan mengalami stress, dr. Fidi mengaku tidak bisa diprediksi. Namun, sektor kesehatan tetap siaga untuk melayani masalah-masalah yang berhubungan dengan kejiwaan pasca Pemilu serentak ini.

Semua rumah sakit sudah diberikan arahan untuk betul-betul menyiapkan, bahkan mencoba untuk melakukan pengumpulan data berkaitan dengan gangguan jiwa.

''Ini situasi yang saya katakan pada dasaranya rumah sakit, seperti rumah sakit jiwa, siap dengan kejadian yang tidak biasa ini. Tapi, langsung melakukan sebuah penyesuaian, misalnya rumah sakit umum, Puskesmas, semuanya diberdayakan,'' ucap dr. Fidi.

Sumber : Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI




5 Sayuran untuk Diet Sehatmu

Sebelumnya

Apa Urgensi Vitamin D3 untuk Kesehatan Kita?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health