KOMENTAR

TANGGAL 23 April diperingati sebagai Hari Buku Sedunia, yang dikenal pula dengan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia dan Hari Buku Internasional. Hari Buku merupakan hari perayaan tahunan yang digagas oleh UNESCO untuk mempromosikan peran membaca, penerbitan, dan hak cipta. Tanggal ini dipilih untuk mengenang hari kematian William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega, serta hari lahir atau kematian beberapa penulis terkenal lain.

Hubungan antara 23 April dan buku bermula dari acara perayaan La Diada de Sant Jordi alias Sant Jordi di Catalunya, Spanyol. Pada 23 April 1923, pada pedagang buku di Catalunya mengadakan acara festival buku pada momen perayaan tahunan masyarakat Catalan tersebut.

Sebelum 1923, festival yang diadakan untuk memperingati hari kematian Saint George, Santo pelindung dari Catalunya, pada 23 April tahun 303 itu hanya identik dengan pemberian mawar merah kepada teman-teman, anggota keluarga dan pasangan. Namun sejak 1923 Sant Jordi juga dikenal identik dengan pemberian buku dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan buku.

Di Indonesia, peringatan Hari Buku Sedunia dimulai tahun 2006, diprakarsai oleh Forum Indonesia Membaca, dengan harapan dapat meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Berdasarkan data UNESCO dari 1.000 penduduk Indonesia yang minat membaca hanya satu orang atau perbandingannya 1000:1. Kemudian dari sisi jumlah buku, 1 buku dibaca 15.000 orang, menurut UNESCO seharusnya 1 buku hanya dibaca untuk 2 orang. Tingkat akses masyarakat Indonesia terhadap buku juga masih sangat kecil, yakni berkisar 41 persen. Rata-rata hanya 2% dari bangsa Indonesia yang datang ke perpustakaan.

Yuk, Mulai (Lagi) Membaca

Dengan rendahnya minat baca orang Indonesia, Hari Buku Sedunia ikut serta mendorong masyarakat Indonesia untuk gemar membaca. Hasil survey UNESCO pada 2011 menunjukkan, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1.000 penduduk yang masih ‘mau’ membaca dengan serius.

Bahkan, Most Literate Nations in the World pada Maret 2016 merilis pemeringkatan literasi internasional yang menempatkan Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara. Sedangkan pada World Education Forum yang berada di bawah naungan PBB, Indonesia menempati posisi ke-69 dari 76 negara.

Buku merupakan gudangnya ilmu. Mari tingkatkan kemampuan literasi kita dengan banyak membaca buku. Tetap tebarkan virus membaca kapan dan di mana saja. Bisa dimulai dari membaca buku-buku yang kita gemari terlebih dahulu.

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News