KOMENTAR

DIA adalah pejuang  kemerdekaan dalam Perang India atau Perang Sepoy pada 1857-858.  Strateginya yang cerdas dalam perlawanannya terhadap Inggris membuat namanya harum sebagai perempuan pejuang India.

Masa kecilnya begitu kelam.  Orangtuanya menjualnya ke istana dan dibawanya sebagai harem kerajaan. Kecantikan dan gemulai tubuhnya membuat Raja Oudh, Wajid Ali Shah. terpikat dan menjadikannya selir. Hazrat pun menyandang sebutan begum.

Hazrat mendampingi suaminya dalam urusan-urusan negara. Kecerdasannya membuatnya cepat memahami permasalahan negara dan memberikan masukan-masukan kepada raja. Hazrat diberi gelar Begum Hazrat Mahal. Sebuah sebutan kehormatan tertinggi untuk pejabat muslimah.

Penyatuan  kebudayaan  Islam  dan  Hindu  membawa  kejayaan  bagi  India,  yang tercermin dalam seni, sastra, bahasa, dan arsitekturnya. Namun, Islam di India mengalami kemunduran pada tahun 1707 setelah wafatnya Raja Aurangzeb. India terpecah belah dalam kerajaan-kerajaan kecil yang saling bermusuhan dan berperang.

Sekitar tahun 1850-an, Inggris memperluas kendali mereka di Oudh. The East India Company (EIC) kembali menawarkan pembelaan dan penggunaan tentara mandiri, demi memenangkan konsesi perdagangan dari para penguasa lokal.  Wajid Ali Shah, suami Begum Hazrat Mahal, menghadapi situasi yang sulit di tahun 1856. Dia telah terperangkap hutang kepada East India Company. Pada akhir tahun 1855 pengadilan East India Company menetapkan bahwa Wajid Ali Shah tak mampu membayar hutang. Mereka menyita aset yang dimiliki Wajid Ali Shah. Begum Hazrat Mahal menentang proses aneksasi itu.

Pada tanggal 7 Februari 1856, Inggris mengambil kendali Kerajaan Oudh. Akhirnya pada 1857 muncullah pemberontakan muslim India terhadap penundasan tentara Inggris. Pemberontakan itu dikenal dengan nama Pemberontakan Sepoy atau pemberontakan pribumi. Pemberontakan tersebut berakhir dengan kekalahan muslim dari tentara Inggris. Wajid Ali Shah diasingkan ke Calcutta. Begum Hazrat Mahal pun segera mengambil alih urusan negara. Dia dan putranya berperang  memberontak melawan kekuatan dari British East India Company.

Begum Hazrat Mahal wafat di Kathmandu, 1879. Makamnya sempat luput dari perhatian pemerintah Nepal. Untuk mengenangnya, pemerintah membangun Begum Hazrat Mahal Park, di Lucknow, pada tanggal 15 Agustus 1962 untuk perannya dalam Perang Pertama Kemerdekaan. Sosoknya sangat dikenal hingga kini. Setiap tahunnya diselenggarakan berbagai acara memperingati perjuangan Hazrat. Hazrat juga diabadikan dalam bentuk perangko oleh pemerintah India. Tanggal 10 Mei 1984, adalah tanggal di mana perangko itu diresmikan.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women