KOMENTAR

“BISNIS perikanan harus diarahkan pada industri yang produktif, sehingga dapat membuka lebih banyak peluang kerja dan menjadi industri yang berkelanjutan.” Demikian hal yang disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, saat menghadiri acara Sidang Pleno AFEBI (Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia) XVI di Ballroom Hotel Soll Marina Bangka, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (25/4). Pidatonya itu merupakan bagian dari keynote speechnya yang bertajuk “Ekowisata Bahari sebagai Solusi Pertumbuhan Ekonomi Menuju  Sustainable Development”.

Ia mencontohkan, hal itu salah satunya dapat dilakukan dengan menggabungkan bisnis perikanan dengan industri pariwisata. Menurutnya, gagasan ini dapat menjadi alternatif solusi atas sumber daya ekstraktif yang dapat terus menyusut dalam jangka panjang.

“Kita harus membangun ekowisata, geopark, pertanian, fishery tourism, lalu  marine tourism. Itu hal yang bagus karena akan membuka lapangan kerja baru. Jadi, bisnis perikanan harus diarahkan kepada (industri) yang memiliki karakter produktif. Pertambangan saja jika nanti habis, selesai, mau apa? Pariwisata, perikanan itu industri yang produktif. Kalau industri ekstraktif akan ada masa usainya. Kalau timah sudah tidak ada lagi, kita mau apa?,” ujarnya.

Sejalan dengan hal itu, ia juga mendorong agar pemerintah daerah (Pemda) mulai memberikan perhatian lebih pada pembangunan industri serupa yang bersifat produktif untuk menjaga keberlanjutan.

“Semestinya, semua Pemda mulai saaat ini mulai ancang-ancang untuk membangun industri-industri yang karakateristiknya produktif dan tentunya berkelanjutan (sustainable).Kalo tidak ada sustainability, tentu umur industri itu hanya akan bertahan sebentar saja,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Susi juga menanggapi isu melimpahnya ketersediaan ikan dan tingginya harga ikan di Bangka Belitung. Menurutnya, hal itu baik untuk mendorong peningkatan ekonomi para nelayan.

Ia menjelaskan bahwa nilai ekspor tinggi yang disumbangkan oleh Bangka Belitung selama ini dapat terjadi berkat kualitas ikan yang dipasarkan pun segar-segar. Di sisi lainnya, nelayan pun turut diuntungkan karena ikan yang dijual bernilai tinggi sehingga turut berdampak pada daya beli nelayan (Nilai Tukar Nelayan/NTN).

“Harga ikan tinggi bagus juga untuk para nelayan. Ikan di sini kan banyak sekali karena Bangka Belitung dekat dengan luar negeri. Singapura, Malaysia misalnya sehingga harga ikannya pun mahal. Semuanya diekspor sehingga bisa menghasilkan devisa negara,” jelasnya. 




Bank Mega Syariah Salurkan Rp170 Miliar untuk Pengadaan Trainset KRL oleh INKA

Sebelumnya

Milad ke-12 Komunitas Jurnalis Berhijab: Hadirkan "KJB Goes to Campus" yang Menginspirasi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E