KETIKA berusia 10 bulan dia dinyatakan mengalami Cerebral Palsy, gangguan otak yang menyebabkan saraf otot dan beberapa saraf lain terganggu, membuatnya hanya bisa menggerakkan kepala dan kaki. Akhirnya kakinya menjadi terbiasa bergerak melakukan sesuatu, seperti menyentuh, mengambil, dan aktivitas lainnya.
China Youth Daily pernah menulis kisah ini. Hu selalu berkata ingin mengajari dirinya sendiri. “Ketika saya kecil saya melihat acara di televisi, saya sering belajar kata-kata dari subtitle.” Ibunya harus bekerja keras mengajari Hu berbicara. Satu kata perlu diucapkan berulang-ulang.
Sedari kecil hanya mengandalkan kakinya untuk melakukan apa saja membuat Hu bisa melakukan pekerjaan lain dengan kakinya. Hal yang sangat tidak mudah bagi Hu adalah menulis kata per kata dengan kakinya di komputer. Saat mengetik, ia mengikat tubuhnya di kursi roda agar dirinya tetap stabil. Tentu saja itu tak mudah. Hu harus menargetkan setiap huruf yang ingin ia gunakan pada keyboard dan menekannya dengan kaki kiri secara kuat.
Keinginannya menulis novel muncul ketika ia merasa ada yang harus ia sampaikan. Hu merasa harus melakukan sesuatu karena ia ingin hidupnya berguna dan bisa membagi pengalamannya. Novelnya tersebut berkisah tentang mengejar impian dan cinta. Novel fiksinya itu pun telah dibaca oleh Huo Zun, seorang penyanyi pasca tahun 90-an, dan ditanggapi lewat sebuah surat yang berisi dorongan agar ia tetap menulis. Sejumlah pembaca online juga telah menunjukkan ketertarikan mereka pada karyanya. Mereka bahkan sering memberikan ide bagaimana seharusnya novelnya berakhir.
Tentu saja itu membuat Hu semakin semangat. Ia memiliki banyak teman dan membuatnya tak merasa kesepian Dalam novelnya Hu mengatakan bagaiaman ia ingin semua impiannya terwujud dan bagaimana cara ia harus meraihnya.
KOMENTAR ANDA