KOMENTAR

INDIVIDU dengan Autism Syndrome Disorder atau dikenal dengan sebutan ASD masih sulit untuk mendapatkan pekerjaan dalam sebuah perusahaan. Terbatasnya jumlah perusahaan yang bersedia memberikan kesempatan kepada individu ASD juga masih dapat dikatakan rendah.

Kondisi ini dapat dipahami karena pengetahuan akan karakteristik individu ASD masih sangat terbatas, sehingga muncul keraguan bagi perusahaan untuk mau memberikan kesempatan untuk bekerja.

Kondisi yang ada saat ini memang harus diperjuangkan bagi para individu ASD yang sudah mampu untuk bersosialisasi dengan baik dan memiliki keterampilan tertentu. Tetapi beriringan dengan perjuangan tersebut anak-anak tersebut semakin tumbuh menjadi besar dan dewasa, memasuki usia produktif kerja serta memiliki keinginan untuk bisa memiliki pekerjaan seperti individu pada umumnya.

Keadaan inilah yang membuat London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) dan London School of Public Relations – Jakarta (LSPR – Jakarta) mengadakan seminar “Parentpreneur: Kreatif Menciptakan Lapangan Kerja bagi Individu Autistik” di Prof. Djajusman Auditorium & Performance Hall, Sudirman Campus – LSPR Jakarta pada tanggal 4 Mei 2019.

Acara ini menghadirkan pembicara: Prita Kemal Gani – Founder London School of Beyond Academy, Sandy Adhitia – Dosen LSPR dan juga Agung Bezharie – CEO Warung Pintar. Melalui seminar ini, LSCAA mendorong para orang tua untuk jeli dalam melihat peluang bagi masa depan anak mereka dengan menciptakan lapangan kerja sendiri.

“Istilah Parentpreneur mungkin tidak akan bisa kita temui dalam kamus atau buku pegangan wirasusaha. Kata ini kami buat untuk menggugah semangat orangtua individu berkebutuhan khusus dalam membangun sebuah usaha bagi anak-anak mereka. Kita sebagai orangtua adalah orang yang paling mengerti kemampuan apa yang dimiliki oleh anak-anak kita, dan lingkungan seperti apa yang dapat mendukung produktivtas mereka. Sehingga kita dapat memberikan yang tebaik bagi mereka untuk dapat menjadi mandiri dan membangun rasa bangga pada diri mereka.
 
“Pengalaman saya melihat berbagai macam usaha yang dibangun untuk individu ASD telah memicu semangat saya untuk dapat berbuat sesuatu untuk individu ASD dan terutama untuk anak saya tercinta Raysha. Melalui apa yang saya miliki, yaitu LSPR sebagai sebuah sekolah komunikasi saya mencoba mengembangkan untuk membangun LSBA (London School of Beyond Academy),” ujar Prita Kemal Gani – Founder LSBA dan LSPR.

“Saat ini LSBA juga mencoba membuktikan bahwa membangun sebuah usaha adalah mungkin bagi individu berkebutuhan khusus. Melalui balai latihan kerja, individu tersebut dilatih untuk memiliki ketrampilan sehingga diharapkan ke depannya mereka mampu menjadi enterpreneur,” sambungnya.

Seminar parentpreneur ini merupakan salah satu dari serangkaian acara yang diadakan LSCAA dalam rangka Autism Awareness Festival 11. Selain seminar, LSCAA juga hadir Transpark Mall Juanda Bekasi, penampilan dari band-band yang beranggotakan anak berkebutuhan khusus yang memiliki talenta dalam bernyanyi dan bermain music menghibur para pengunjung pada Sabtu, 27 April 2019 yang lalu.

Pada tanggal 5 Mei 2019, juga diselenggarakan “Panggung Kreativitas Anak” yang akan menghadirkan lomba peragaan busana, pentas seni dan pameran foto di Green Pramuka Mall – Jakarta Pusat yang dimulai pada pukul 10.00 – 13.00 WIB . Selain itu, pada tanggal 6-9 Mei 2019, di Galeri Indonesia Kaya yang berada di Grand Indonesia, pameran foto pun digelar.

London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) merupakan bagian dari kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) LSPR-Jakarta sebagai bentuk kepeduliannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus yang salah satu karakteristiknya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi baik verbal ataupun non-verbal.

Melalui LSCAA, LSPR-Jakarta berharap dapat mengkomunikasikan mengenai autisme kepada masyarakat Indonesia. Berbagai kegiatan telah diselenggarakan oleh LSCAA seperti acara tahunan Autism Awareness Festival, Workshop for Parents, Pembuatan produksi film pendek “Saudaraku Berbeda”, Teachers Training, dan masih banyak lagi guna mengkomunikasikan perihal sosialisasi autisme.

Hingga saat ini, LSCAA telah memberikan pelatihan kepada 5028 guru yang mewakili 1616 Sekolah Dasar se-Jabodetabek. Pemutaran film “Saudaraku Berbeda” telah dilakukan di 24 sekolah dan ditonton oleh 3131 siswa. Orang tua pun dilibatkan dengan berbagi pengalaman dengan yang lainnya yang telah diikuti oleh 264 orang.

London School of Public Relations – Jakarta yang berdiri sejak 1 Juli 1992 adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan program sarjana ilmu komunikasi yang terbagi atas enam konsentrasi pilihan yaitu, Public Relations, International Relations, Marketing, Mass Communication, Digital Media Communication & Advertising dan Performing Arts Communication, serta program pasca sarjana yang terbagi menjadi empat konsentrasi yaitu Corporate Communication, Marketing Communication, International Relations Communication dan Mass Media Management. Saat ini LSPR – Jakarta memiliki 20.000 lulusan serta sebanyak 6.536 mahasiswa dan mahasiswi aktif.

Data LSPR Career Centre menunjukkan tingkat serapan lulusan LSPR-Jakarta di dunia kerja mencapai 90% lulusan. LSPR Career Centre selain menyelenggarakan seminar dan pelatihan, menyediakan informasi lowongan pekerjaan, juga membantu menyalurkan para alumni ke bidang pekerjaan yang mereka inginkan baik dalam dan luar negeri.

Sejak tahun 2002, LSPR selalu mendapat pengakuan dari Badan Akreditasi Nasional dengan nilai A.

Untuk program S1 LSPR telah mendapat pengakuan internasional dari lembaga akreditasi internasional yakni The London Chamber of Commerce and Industry Examination Board (LCCI) United Kingdom dan City and Guilds UK.

Sedangkan untuk Program S2, LSPR menjalin kerjasama dengan Edith Cowan University Australia dan City and Guilds UK.Pada 9 November 2016, LSPR telah menerima surat keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 345/M/KPT/2016 mengenai tentang penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada lingkup program studi Ilmu Komunikasi.

LSPR juga mendapatkan tiga penghargaan dari KEMENRISTEK DIKTI pada tanggal 30 November 2016 dengan predikat Peringkat I di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Kelembagaan, Peringkat I di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Kemahasiswaan dan Peringkat II di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Ketenagaan.




Nilai Rapor Menurun, Berikut Cara Ayah Bunda Menegur Si Kecil Agar Termotivasi

Sebelumnya

Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua Saat Melepas Anak dari SD ke SMP

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting