BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara, Balai Litbang LHK Aek Nauli, dan Lembaga Vesswec, membangun Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) di Kawasan Hutan, Sabtu (4/5).
Selain sebagai upaya dalam mewujudkan pengembangan konservasi, dan wisata ilmiah gajah di Indonesia, hal ini juga untuk mendukung pengembangan pariwisata Danau Toba.
"Pembangunan ANECC ini bertujuan untuk mengembangkan konservasi gajah secara eksitu melalui program breeding, pengawetan genetik gajah, obyek penelitian dan pengembangan dan sekaligus sebagai sarana wisata ilmiah dengan model edutainment bagi masyarakat lokal, nasional maupun manca negara," ujar Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi KLHK Sylvana Ratina.
Terdapat empat gajah yang terdiri dari tiga betina dan satu jantan yang dipelihara di KHDTK Aek Nauli. Sebelumnya, keempat gajah tersebut berasal dari Kawasan Holiday Resort, Cikampak, Labuan Batu.
Keberadaan ANECC saat ini telah menjadi magnet baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba. Selama tahun 2018, tercatat lebih dari 60.000 orang yang berkunjung ke ANECC. Masyarakat mengetahui ANECC umumnya dari media sosial, dan teman.
Tujuan mereka berkunjung sebanyak 80% karena penasaran untuk melihat dan berfoto dengan gajah dari dekat.
KHDTK Aek Nauli memiliki wisata eksotis lain, disamping gajah jinak, yaitu kegiatan memanggil Siamang (Symphalangus syndactylus). Siamang dapat dipanggil dengan cara meniup terompet yang terbuat dari tanduk kerbau. Bila sudah mendengar suara terompet, siamang akan langsung menuju ke arah pawang dengan bergayut dari dahan ke dahan.
KOMENTAR ANDA