KOMENTAR

CACAT atau tidak, kita semua berhak atas mimpi-mimpi. Mimpi itu bisa kita raih dengan apa yang kita miliki.

Lauren Watson, adalah desainer di  Queensland, Australia, sebelum tragedi kecelakaan yang membuatnya lumpuh tahun 2000 lalu. Saat itu ia dan keluarga tengah pergi jalan-jalan dan usianya masih 19 tahun. Lauren mengendarai mobil dengan kecepatan biasa.

Lauren tak ingat apa yang terjadi, selain mobilnya terguling. Saat terjaga ia sudah berada di rumah sakit dan mendapati vonis dokter bahwa bagian tubuhnya dari pinggang ke bawah mengalami kelumpuhan. Menurut dokter,  cedera tulang belakang yang ia alami mengakibatkan ia  menderita incomplete paraplegia, sebuah kondisi di mana ia kehilangan sebagian fungsi sensorik dan motorik di kedua kaki.

Lauren harus terbaring di rumah sakit selama kurang lebih enam bulan dengan hati yang remuk. Selama itu pula ia harus menjalani terapi fisik serta belajar melakukan hal-hal yang dulu pernah ia lakukan. Ia harus belajar mengenakan kursi roda. Dunia terasa runtuh. Keluarga berusaha membesarkan hatinya dan menyemangatinya bahwa hidupnya masih panjang dan sangat berarti.  

Suatu hari, Lauren melihat pertunjukkan akrobat senam di udara atau aerial gymnast. Seseorang menari di udara dengan lincah dan indah. Lauren terpukau. Matanya tak lepas dari pertunjukkan itu bahkan sampai ia pulang ke rumah, apa yang dilihatnya melekat di kepalanya. Tak mungkin seseorang yang lumpuh dari pinggang ke bawah bisa melakukan hal itu. Namun, jauh di lubuk hatinya ia ingat kata-kata ibunya, jika kita berpikir bisa melakukan sesuatu maka tentu akan bisa melakukannya! Lauren pun bertekad. Ia mencari tahu soal aerial gymnast lalu mendaftar di sekolah aerial art. 

Tentu saja semua mata memandang aneh, bahkan ketika ia memasuki sekolah itu, semua melirik ke kursi rodanya. Butuh waktu yang lama untuk Lauren beradaptasi dan membiasakan dirinya menjadi cemoohan murid lain. Ia terus berlatih walau kesulitan yang ia hadapi seribu kali lebih banyak dibanding murid lain.

Suatu hari, Tammy Zarb instruktur aerial art, mengatakan bahwa Lauren memiliki kemampuan yang tersembunyi. Dia membimbing serta  memberitahu apa saja yang bisa Lauren lakukan. Fisioterapis juga membimbingnya meskipun ia cukup khawatir Lauren akan menemukan kesulitan.

15 tahun setelah kecelakaan itu dan bergantung pada kursi roda, semua orang terpukau, Lauren bisa bergelantungan dan menari-nari di udara.

 

Lauren bahagia. Prestasinya menyita dunia. Media banyak meliputnya di tahun 2015 usai pertunjukkan pertamanya. Ia tak hanya sanggup ‘berdiri’ untuk waktu yang cukup lama, tetapi juga memanjat, menggantung, terbalik, dan bergulung gulung di atas udara. Beberapa kejuaraan pun ia raih. Ia merasa hidupnya kini jauh lebih sempurna daripada sebelumnya.

Kini ia banyak tampil pada pertunjukkan sirkus serta membuat blog untuk menyemangati  dan menginspirasi orang lain.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women