KOMENTAR

FOOD and Agriculture Organization (FAO) mengapresiasi kesuksesan Indonesia dalam pencegahan penyakit ikan. Strategi nasional penanganan penyakit ikan, khususnya udang,  dinilai terbukti berhasil dan tidak setiap negara memilikinya.

Atas kesuksesan ini, Indonesia dipercaya sebagai negara percontohan implementasi metode strategi biosekuriti bagi usaha budidaya yang sedang dikembangkan oleh FAO. Dr. Melba Reantoso dari FAO Pusat, Roma, memberikan penilaian ini melalui ‘National Seminar on Aquaculture Biosecurity Governance’ di Kantor Pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, menyampaikan, kepercayaan FAO ini sekaligus juga merupakan pengakuan dan dukungan dari lembaga serta negara internasional atas keberhasilan Indonesia mengendalikan penyakit ikan.

“Saat ini Indonesia telah menerapkan sistem biosekuriti nasional yang ditujukan untuk mengurangi resiko introduksi ataupun penyebaran penyakit ikan. Hal ini dimulai dengan kerja sama dengan FAO dalam pengembangan On-Farm Biosecurity and Best Management Practice di tahun 2015, dan telah diadposi hingga saat ini,” terang Slamet. “Atas keberhasilan itu sekaligus untuk memperkuat sistem tersebut, upaya perbaikan terus dilakukan, salah satunya adalah melalui kerja sama proyek yang sedang kita kerjakan bersama FAO dan negara Norwegia ini,” lanjutnya.

Ruang lingkup proyek yang telah disepakati yakni pelaksanaan percontohan surveilan penyakit EHP (Enterocytozoon Hepato Penaeid) pada udang. Teknik surveilan penyakit ini menggunakan metode 12 point cek list. Kabupaten Jembarana Provinsi Bali terpilih sebagai lokus kegiatan ini. Melalui metode ini diharapkan dapat mengindentifikasi faktor risiko penyakit dan dapat menyempurnakan sistem biosekuriti nasional khususnya dalam praktik budidaya udang.

Kerja sama Indonesia dengan FAO tidak hanya di bidang penyakit, namun juga kerja sama pengembangan pakan mandiri, minapadi, blue economy, serta management tool perikanan budidaya.




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News