Marhaban ya Ramadhan, Marhaban ya syahru syiam, semoga kita selalu diberikan kesehatan dan keberkahan menggapai bulan mulia ini.
Sebagai umat Islam yang sudah terlahir Islam, terkadang kita merasa sudah pintar dan tidak berusaha belajar memperdalam ilmu agama lagi. Namun, berbeda dengan musisi dan mantan anggota dewan yang kini telah mantap berhijab, Theresia Ebenna Ezeria Pardede yang lebih dikenal dengan sapaan Tere.
Memilih menepi dari ingar-bingar panggung hiburan yang melambungkan namanya, Tere kini dikenal aktif membagikan kisah serta hikmah berharga dari pengalaman hidupnya dan nilai-nilai Islam yang ia pelajari dan terapkan sehari-hari. Pun dalam laman Instagramnya, Tere selalu mengunggah foto, gambar, dan caption berisi ajakan amar ma’ruf nahi munkar. Terlihat bahwa kecintaannya kepada Islam semakin bertambah dari hari ke hari.
Berawal dari rasa keingintahuannya yang besar akan Islam, Tere kemudian melakukan riset mendalam yang akhirnya membawanya meraih hidayah Allah Subhanahu wa ta’ala. Seperti apa kesibukan perempuan kelahiran September 1979 ini di bulan Ramadhan, berikut perbincangannya bersama Farah.
F: Apa saja persiapan menjelang Ramadhan?
T: Yang pasti banyak membaca istighfar dan banyak membaca shalawat. Barangsiapa yang memperbanyak membaca shalawat kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, insya Allah, akan Allah mudahkan mendapatkan syafa’at dari Rasul di akhirat kelak. Juga mempersiapkan mental dan diri, karena bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Biasanya saya sudah mulai tadabur Al-Qur’an sebelum Ramadhan tiba. Umat muslim harus membaca al-Qur’an setiap hari. Paling bagus one day one juz, atau paling tidak one day one page, jika masih belum sanggup juga setidaknya one day one ayat. Karena al-Qur’an merupakan GPS manusia di dunia hingga ke akhirat.
F: Bagaimana perjalananan menjadi muallaf?
T: Secara kognitif, saya memeluk Islam sejak tahun 2000. Alhamdulillah Allah izinkan secara affective mencintai Rasul, sampai akhirnya saya bisa berhijab sejak Januari 2017. Doakan semoga istiqamah, karena yang berat adalah istiqamah di jalan lurus yang diridhai Allah. Insya Allah ini menjadi Ramadhan saya yang ke-19.
F: Bagaimana proses awalnya?
Saya lahir dan besar dalam keluarga Kristen Protestan. Saya diajarkan orangtua untuk berpikir kritis. Ketika saya menempuh pendidikan tinggi, di situ saya sempat berdiskusi dengan teman-teman. Waktu itu tahun 1998, eranya kebebasan berpendapat. Sampai suatu waktu akhirnya kami membicarakan tentang keimanan, dan ternyata itu adalah intisari akidah. Pertanyaan-pertanyaan seperti untuk apa sih kita hidup? Siapa yang menciptakan kita? Kemudian setelah hidup kita akan kemana?. Dari perkataan seorang teman bahwa Yesus bukan Tuhan, saya kemudian belajar dan belajar lagi.
Alhamdulillah dengan ilmu dunia yang Allah titipkan ke saya, saya jadi bisa memahami bahwa ternyata tidak mungkin semua benar dan tidak mungkin semuanya salah, premis dasarnya itu. Lalu saya membuat riset dan alhamdulillah akhirnya mendapat jawaban. Karena untuk membedakan yang asli atau palsu itu membutuhkan ilmu.
Alhamdulillah Allah perkenankan saya berkenalan dengan al-Qur’an, dan dari situ semua pertanyaan terjawab. Dalam QS. an-Nisa ayat 157 disebutkan bahwa yang disalib itu bukanlah Nabi Isa tetapi orang yang diserupakan Nabi Isa. Sampai akhirnya saya melihat bahwa sebenarnya kitab yang dibawa oleh semua nabi itu dasarnya tauhid yang sama. Kita mengacu pada Allah yang sama.
Inti dari pendidikan harusnya dapat mengubah akhlak. Dan itu sebenarnya yang diajarkan oleh al-Qur’an sebagai pembebas dan pembuka referensi dan wawasan yang tak lekang oleh waktu. Jadi, al-Qur’an dan sunnah adalah password kita untuk bisa survive di seluruh zaman. Dan harus diingat, bahwa sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang diamalkan dan bermanfaat bagi sesama.
F: Adakah perbedaan Ramadhan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya?
T:Yang paling saya rasakan adalah betapa Allah itu sangat menyayangi saya. Saya diizinkan bertemu orang-orang baik. Bagi saya itu merupakan rezeki yang intangible (tidak terukur, tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata). Sementera, dahulu itu hanya melakukan sebatas kepada ibadah pribadi. Alhamdulillah sekarang sudah memikirkan bagaimana kita sebagai muslimah, dengan hadirnya bulan Ramadhan justru bisa memperkuat ukhuwah islamiyah. Dan ini alhamdulillah bertemu dengan teman-teman, kami membuat komunitas Muallafah.
F: Ramadhan ini, agenda apa yang akan dijalankan?
T: Ingin sungguh-sungguh tadabur Qur’an. Karena Ramadhan bulan diturunkannya kitab suci al-Qur’an, dan Qur’anlah kelak yang menjadi sahabat terbaik di akhirat. Menurut beberapa riwayat disampaikan, bahwa amal kita akan memiliki bentuk rupa, amal baik akan menjadi bentuk rupawan yang akan menjaga kita. al-Qur’an akan menjaga kita ketika kita ditanya malaikat di alam kubur. Tetapi jika amal kita buruk, yang hadir akan menyeramkan. Wallahu’alam bishshawab.
Teman SMA saya memiliki panti asuhan, insya Allah nanti Ramadhan saya juga akan sharing bersama adik-adik di panti asuhan tersebut. Hanya menyampaikan saja bahwa alhamdulillah Allah memberi kita Islam itu for a good reason. Reason-nya apa? Agar kita semua bisa menjadi agent of change, kita yang mengubah peradaban, karena Islam turun untuk memperbaiki peradaban umat manusia supaya menjadi umat yang sesuai fitrahnya, dengan akhlak karimah.
F: Adakah makanan atau minuman khusus untuk menjaga stamina agar tetap fit selama menjalankan ibadah puasa?
T: Yang pasti, setiap minum air putih harus didoakan dahulu, minimal bismillah dan al-Fatihah. Karena menurut penelitan Prof. Masaru Emoto, dari Hado Institut di Tokyo, Jepang, struktur molekul air bisa berubah dengan doa. Begitupun ketika kita mengucapkan hal yang negatif, molekul air juga akan berubah. Maka dari itu pentingnya niat. Niat dapat mengubah konfigurasi molekul apa pun yang ada di sekitar kita. Itu berdasar penelitian secara scientific.
Kemudian, terapkan semua ilmu yang diajarkan Rasul mulai dari minum madu, habatussauda, minum jahe jika masuk angin, dan tidur dengan cukup. Jika memungkinkan, sempatkan tidur siang, supaya malamnya bisa kuat shalat malam. Dan yang pasti konsumsi makanan yang halal, jangan terpapar dengan polusi, dan asap rokok. Selain itu, cintailah tubuh kita dalam artian mencintai apa yang sudah Allah titipkan kepada kita. Selebihnya banyak bersyukur dan tersenyum.
F: Adakah makanan khusus yang selalu tersedia di bulan Ramadhan?
T: Tidak ada, hanya perbanyak makan buah-buahan saja. Karena penghuni surga itu makannya buah-buahan. Seperti yang tertera di surat ar-Rahman dan al-Waqi'ah. Salah satu buah surga yang disebutkan di surah al-Waqi’ah adalah buah pisang.
F: Bagaimana menjaga positive thinking?
KOMENTAR ANDA