KOMENTAR

DI Rusia, umat Muslim harus menjalankan ibadah puasa selama sekitar 18,5 jam setiap hari, dimulai dari Subuh pada pukul 02.30 hingga Maghrib pada pukul 20.30 waktu setempat.

Selain itu, bulan Ramadan tahun ini bersamaan dengan musim panas.

Walau tantangan menjalankan ibadah puasa sedemikian berat, namun umat Muslim Rusia tetap istiqomah dan tidak kenal menyerah.

Begitu antara lain cerita Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Wahid Supriyadi,  mengenai suka-duka menjalankan ibadah puasa di Rusia dalam pertemuan dengan wartawan, Selasa (14/5).

“Biasanya kita tidak tidur sampai sahur, karena Maghrib jam 20.30, salat Isya jam 22.25, dan subuh jam 02.18. Setelah subuh baru tidur,” katanya.

“Puasa di Rusia yang jatuh pada musim panas memang berat bagi WNI di Rusia, baik yang bekerja maupun mahasiswa karena jam kerja tetap seperti biasa. Namun ini adalah ujian bagi kita semua,” kata Dubes Wahid lagi.

Dubes Wahid juga menceritakan tentang respon masyarakat Rusia pada umumnya terhadap umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa. Menurutnya, masyarakat Rusia sangat menaruh hormat pada orang-orang yang menjalankan ibadah puasa.

Jadi secara umum, bagi WNI menjalankan ibadah puasa di Rusia hampir sama dengan dengan di Indonesia. Satu-satunya yang tidak ditemukan oleh orang Indonesia saat menjalankan ibadah puasa di Rusia, kata Dubes Wahid lagi dengan nada bercanda, adalah suasana yang memang berbeda.

Itu sebabnya, setiap akhir pekan, KBRI Moskow menggelar buka puasa bersama, diikuti shalat Maghrib, Isya dan teraweh berjamaah.

“Teraweh dua kali seminggu, Jumat dan Sabtu, dan buka bersama setiap Sabtu. Menunya mirip-mirip di Indonesia, terkadang ada kolak, cuma tidak lengkap karena ubi mahal impor dari Vietnam, tidak ada kolang- kaling. Selebihnya untuk takjil ada bakwan, martabak, tahu isi,” kata Dubes Wahid lagi.

Di Rusia ada Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII). Kalangan ibu dari HPII lah yang menyiapkan makanan untuk berbuka secara bergiliran. Selain keluarga besar KBRI, umat Muslim Indonesia lainnya yang kerap hadir adalah dari kalangan mahasiswa.

Sementara saat hari Raya Idul Fitri, KBRI Moskow menggelar salat Ied bersama WNI dilanjutkan open house dengan suguhan menu khas lebaran seperti di Indonesia.

"Open house dengan menyajikan menu-menu ala Indonesia seperti lontong, sayur lodeh, gulai ikan dan kambing, mie goreng untuk mengobati rasa rindu WNI di Rusia," ujarnya.

Saking ingin mengobati rasa rindu berkumpul sesama WNI saat lebaran, bahkan ada yang rela menempuh perjalanan berjam-jam dari Vladivostok menuju Moskow.

"Rata-rata sekitar Moskow saja. Tetapi kalau lebaran tahun lalu ada yang datang dari Vladivostok, sembilan jam terbang, juga dari Kazan sekitar 11 jam naik kereta api," kata Dubes Wahid.

Selain itu untuk menghabiskan waktu menjelang puasa alias ngabuburit, Dubes Wahid merekomendasikan beberapa tempat wisata yang asyik di Rusia, lokasinya tidak jauh dari kota Moskow.

"Ada kota-kota kecil di sekitar Moskow yang disebut the Golden Rings seperti Suzdal, Sergiev Posad, Yaroslav, Kostroma, Ivanovo, Vladimir dan lain-lain. Kota-kota itu berjarak antara 75-200 km dari Moskow dan tempat atraksi turis dengan segala atraksinya. Banyak terdapat situs-situs sejarah yang masih dipelihara dengan baik seperti gereja Ortodox, bangunan-bangunan kuno, areal pertanian dan lainnya," demikian Dubes Wahid berpromosi.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur