KOMENTAR

BARU empat hari yang lalu tiba di Banyuwangi, tapi Irati Gutierrez Ugarte, mahasiswa asal Bilbao, Spanyol, sangat antusias berlatih Tari Kuntulan yang biasa diiringi musik hadrah.

Irati dan belasan mahasiswa asing yang sedang menuntut ilmu di Indonesia ikut meramaikan Festival Hadrah Pelajar Nasional yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Festival tahunan ini diikuti oleh 89 grup pelajar dari 20 daerah di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat.

“Susah latihannya. Tapi menarik. Bagaimana saya harus menari dengan pakaian yang serba tertutup semacam ini. Beda sekali dengan tarian di Spanyol,” kata Irati, Jumat (17/5).

Dia merasa senang mempelajari tari dan budaya Banyuwangi. Bagi Irati, Banyuwangi adalah perpaduan antara budaya Jawa dan Bali.

“Sebelum ke mari saya belajar tentang budaya Banyuwangi, dan ternyata di sini adalah perpaduan dua budaya. Ini sangat menarik. Dan lebih menariknya, di Banyuwangi kultur Islam juga menonjol,” katanya lagi.

Irati mengaku berlatih tari Kuntulan ini merupakan kesempatan bagi dia untuk mengenal Islam di Indonesia.

“Di Spanyol penganut Islam juga banyak, dari dulu saya sudah mulai tertarik dengan budayanya. Untuk itu, selama di Banyuwangi dengan mayoritas warganya yang Muslim, akan saya gunakan memperkaya wawasan tentang Islam itu sendiri,” kata Irati.

Festival hadrah dibuka hari Jumat kemarin (17/5) dengan tarian Kuntulan Rodat Ya Jamaliha diiringi rebana yang dilanjutkan dengan pemukulan rebana secara serentak dipimpin Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko serta anggota Forum Pimpinan Daerah (Forpimda).

Bupati Anas menjelaskan, festival ini adalah panggung yang dapat digunakan anak-anak pecinta kesenian islami untuk mengekspresikan karya mereka. Kesenian hadrah ini banyak tumbuh di Banyuwangi seiring dengan banyaknya santri yang ada di Banyuwangi.

“Festival ini akan menjadi media untuk merajut silahturahmi dan konsolidasi antar pelajar dan santri dari seluruh nusantara. Sekaligus, lewat festival hadrah dan sholawat ini kami ingin mengirim pesan tentang budaya Islam di Indonesia yang santun, toleran, dan inklusif, dan yang tentunya cinta damai,” uajr Bupati Anas.




Jaya Suprana: Resital Pianis Tunanetra Ade “Wonder” Irawan Adalah Peristiwa Kemanusiaan

Sebelumnya

Kemitraan Strategis Accor dan tiket.com Perkuat Pasar Perhotelan Asia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E