KOMENTAR

UNTUK pertama kali dalam sejarah Amerika Serikat, anggota Kongres AS yang beragama Islam menjadi tuan rumah kegiatan berbuka puasa bersama di Capitol Hill, Senin lalu (20/5).

Anggota Kongres AS yang beragama Islam itu adalah André Carson dari Indiana, Ilhan Omar dari Minnesota dan Rashida Tlaib dari Michigan.

“Penting meluangkan waktu untuk memahami betapa bersejarahnya kegiatan buka puasa ini,” ujar Rashida Tlaib seperti dikutip dari website Muslim Advocates.

“Acara ini mengangkat seluruh komunitas yang sudah lama merasa tidak terlihat,” ujarnya.

Rashida Tlaib menambahkan, untuk waktu yang cukup lama, masyarakat Muslim seacra tidak adil disudutkan sebagai kelompok yang menyalakan kebencian.

“Malam ini, kami memperlihatkan komitmen (bahwa kami) berakar pada keadilan, inklusivitas, dan rasa memiliki,” sambungnya.

Hadir dalam buka puasa itu Ketua Kongres Nancy Pelosi, Ketua Fraksi di DPR Steny Hoyer, Ketua Fraksi di Senat Whip Dick Durbin, anggota DPR Judy Chu dan Pramila Jayapal.

Direktur Eksekutif Muslim Advocates Muslim, Farhana Khera, kepada HuffPost mengatakan bahwa kegiatan itu memiliki arti penting tidak hanya karena merayakan kehadiran umat Islam di Kongres AS yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi juga karena hal ini terjadi pada saat retorika anti-Muslim dan kejahatan rasial berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

“Ini sangat berarti saat ini, mengingat meningkatnya peran publik yang dimiliki umat Islam dalam kehidupan sipil,” ujar Khera.

“Kesempatan ini membuat anggota Kongres mengenali komunitas kami, dan mengatakan bahwa mereka melihat kami dan mereka mendukung kami. Ini sangat penting, terutama di bulan paling suci dalam kalender Islam,” sambungnya.

Buka puasa bersama di Capitol Hill ini dibandingkan dengan kegiatan serupa yang digelar Presiden Donald Trump di Gedung Putih seminggu sebelumnya.

Menurut HuffPost, dalam kegiatan buka puasa itu tidak ada satu orang pun dari komunitas Muslim Amerika yang hadir. Disebutkan bahwa Gedung Putih menolak memberikan daftar tamu yang diundang dalam kegiatan tersebut.

Buka puasa bersama di Gedung Putih sudah menjadi tradisi sejak tahun 1996 di era Presiden Bill Clinton.

Ketika itu, Bill Clinton mengundang diplomat asing dan pimpinan organisasi Muslim Amerika untuk menghadiri jamuan berbuka puasa.  

Tradisi ini berlanjut sampai tahun 2016. Di tahun 2017 Presiden Donald Trump tidak menyelenggarakan buka puasa bersama.

Di tahun 2018 dan 2019 Presiden Trump menggelar kembali kegiatan itu, namun tidak mengundang tokoh-tokoh dari organisasi Muslim Amerika.   

Sebagian besar dari tamu yang diundang Trump adalah tokoh-tokoh Muslim dari negara asing. Tahun lalu jumlah tamu yang diundang Trump sekitar 30 sampai 40 orang.

Untuk tahun ini, HuffPost mengatakan, Carson dan Omar tidak diundang dalam kegiatan buka puasa di Gedung Putih tahun ini. Adapun Tlaib tidak memberikan komentar.




Angkat Isu Kelaparan Akibat Perang dalam Forum Parlemen G20 di Brasil, Puan Maharani: Ini Masa Paling Bahaya Sejak Perang Dunia II

Sebelumnya

Sosoknya Kontroversial, Donald Trump Terpilih (Lagi) Jadi Presiden Amerika

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News