DEMI menghibur kesedihan yang menyelinap ke lubuk sanubari saya akibat awan kelabu kekerasan lahir-batin yang kelam merundung kehidupan umat manusia, mahaguru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi berbagi sebuah kisah tentang Ping Pong yang dielu-elukan sebagai pahlawan kemanusiaan.
Ban Nong Kham
BBC News 19 Mei 2019 memberitakan seorang petani bernama Usa Nisaikha di desa Ban Nong Kham, Provinsi Nakhon Ratchasima, Thailand memiliki seekor anjing yang satu kakinya tidak berfungsi akibat ditabrak mobil. Anjing itu diberi nama Ping Pong.
Pada suatu hari Usa mendengar Ping Pong sibuk menggonggong-gonggong di kebun singkong, maka Usa menghampiri Ping Pong untuk memeriksa apa yang diributkan oleh anjing berkaki tiga itu.
Ternyata Ping Pong sambil terus menerus menggonggong juga sibuk menggali setumpukan tanah di kebun singkong dengan tiga kakinya.
Di tanah yang sibuk digali Ping Pong itu lambat laun tampak sebuah kaki kecil manusia, maka cepat-cepat Usa membantu Ping Pong menggali dan akhirnya berhasil dari tumbukan tanah itu mengeluarkan seorang bayi manusia berjenis kelamin lelaki dalam kondisi lemas maka cepat-cepat dibawa ke puskesmas terdekat.
Remaja
Syukur alhamdullilah, nyawa sang bayi terselamatkan. Tak lama kemudian seorang remaja usia 15 tahun melaporkan diri ke polisi sebagai pelaku penguburan sang bayi di kebun singkong.
Remaja ini mengaku mengubur bayinya setelah melahirkannya tanpa bantuan siapapun. Dia takut reaksi orang tuanya yang tidak mengetahui dirinya hamil.
Polisi mengatakan bayi itu bisa diselamatkan berkat bau tubuh sang bayi dapat dicium oleh Ping Pong karena tanah yang digali untuk menguburkan bayi itu tidak dalam.
Pahlawan Kemanusiaan
Kemudian polisi menangkap sang ibu atas tuduhan pengabaian dan pembunuhan anak. Sementara Ping Pong yang berkaki tiga dielu-elukan segenap warga desa sebagai pahlawan kemanusiaan.
Namun tampaknya Ping Pong tidak peduli gelar yang dianugrahkan kepada dirinya sebab lebih peduli untuk setia melanjutkan tugasnya sebagai penjaga kambing dan sapi milik Usa yang berkeliaran di kebun singkong.
Tampaknya ketimbang beberapa manusia, nurani Ping Pong lebih menghayati makna luhur yang terkandung di dalam sila Kemanusiaan Adil dan Beradab.
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan
KOMENTAR ANDA