INFORMASI mengenai jumlah korban meninggal akibat tragedi yang terjadi pada tanggal 22 Mei 2019 di Jakarta cukup simpang-siur.
Informasi
Berbagai sumber memaklumatkan jumlah korban meninggal secara beda satu dengan lain-lainnya. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berdasar masukan informasi dari beberapa rumah sakit di Jakarta secara resmi menyatakan bahwa sampai dengan 23 Mei 2019 pukul 11.00 pagi, korban meninggal dunia berjumlah delapan warga terdiri dari Farhan Syafero, M. Reyhan Fajari, Abdul Ajiz, Bachtiar Alamsyah, Adam Nooryan, Widianto Rizky Ramadan, Sandria dan seorang korban belum dapat diketahui indentitasnya.
Namun di medsos ada sumber informasi yang menyatakan korban nyawa berjumlah delapan belas (18).
Sebaliknya ada pula sumber informasi yang menasehati agar masyarakat jangan termakan berita hoax karena sebenarnya pada kenyataan sama sekali tidak ada korban yang meninggal dunia. Yang ada cuma korban yang luka-luka.
Bahkan ada yang alih-alih ikut prihatin malah tega hati, sinis menyatakan bahwa para korban meninggal atas kesalahan mereka sendiri akibat ikut-ikutan demo.
Belasungkawa
Terlepas dari polemik kebenaran informasi yang mana dan/atau dari siapa, dalam kesempatan melalui naskah yang dimuat Kantor Berita Politik RMOL.id ini, saya pribadi dari lubuk terdalam sanubari menyatakan belasungkawa sedalam-dalamnya atas jatuhnya para korban meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2019 di Jakarta.
Satu orang saja meninggal jelas sudah terlalu banyak! Tanpa kompromi apa pun, seharusnya suatu aksi damai tidak menelan korban nyawa seorang insan manusia pun dengan alasan apa pun.
Mungkin bagi yang bukan sanak keluarga korban semua data korban itu hanya angka statistikal belaka yang tidak secara langsung menyentuh lubuk sanubari sehingga tidak terasa beban rasa duka nestapa.
Namun bagi para sanak keluarga yang ditinggalkan, jelas merupakan suatu beban rasa derita keduka-nestapaan luar biasa dahsyat. Bayangkan apabila yang meninggal adalah suami atau isteri atau anak atau orangtua kita sendiri, sudah barang tentu akan merupakan suatu kesedihan dan keprihatinan luar biasa pedih dan perih yang luar biasa sulit kita pikul.
Doa
Di samping menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya, dalam kesempatan ini pula dengan penuh kerendahan hati saya bersujud untuk memanjatkan doa memohon perkenan Yang Maha Kasih menerima arwah para korban tragedi 225 di sisi Beliau serta memohon perkenan Yang Maha Kasih memberikan kekuatan lahir-batin kepada para sanak-keluarga yang ditinggalkan. AMIN.
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan
KOMENTAR ANDA