KOMENTAR

PLAZA INDONESIA menghadirkan inspirasi gaya berbusana modest bagi pecinta fashion dan pengunjung. Berkolaborasi dengan tenant retail di Plaza Indonesia dan didukung beberapa desainer ternama Indonesia, Plaza Indonesia memberikan ruang bagi tenant retail mempersembahkan koleksi modest wear terbaru mereka dalam fashion show tanggal 15, 21 dan 28 Mei 2019 di La Moda Cafe, Plaza Indonesia, Level 1.

Happa, Ghea, dan BINhouse menjadi tiga brand pamungkas yang menutup rangkaian fashion show Ramadan in Style di Plaza Indonesia, Selasa (28/05/19).

Happa, melalui koleksi bertema NG BONO, menggambarkan perdamaian di kota Davao, Filipina. Di sana, ada 11 suku yang hidup berdampingan secara harmonis, termasuk di dalamnya komunitas Muslim. Setiap minggu ketiga di bulan Agustus, ke-11 suku tersebut menggelar Festival Kadayawan sebagai tanda bersyukur atas kehidupan, kesehatan, dan anugerah lainnya. Festival ini juga menjadi satu bentuk perayaan panen raya.

Koleksi Happa menangkap esensi perayaan tersebut. Motif abstrak dan pola geometrik yang merupakan ciri kain tradisional rakyat Filipina dihadirkan dalam warna yang kaya seperti ungu terang, kuning, turquoise, biru navy, dan abu-abu. Siluetnya menyerupai busana Muslim seperti abaya dan kaftan. Koleksi ini terlihat elegan. Bahkan meski terinspirasi dari latar belakang budaya tradisional, setiap helai rancangan Happa tidak kehilangan sentuhan modern.

Berbeda dengan Happa, BINhouse mempersembahkan sepuluh rancangan SABDA untuk nuansa Ramadan dalam napas tradisi nusantara yang kental. Setiap helai kain dan busana dibuat dari tenun, dibatik, dan jahitan dilakukan dengan tangan. Tentulah membutuhkan kejelian, kesabaran, dan konsentrasi teinggi dalam pembuatannya.

BINhouse juga menghadirkan kreasi terbaru berupa “kerudung silang” dirancang untuk menyampaikan sebuah penampilan baru dalam padu-padan kerudung dan baju atasan.

Brand ketiga yang tampil di catwalk adalah Ghea. Disainer kawakan Indonesia, Ghea Panggabean, menghadirkan koleksi The Future of Culture dengan mengangkat budaya Makassar dan Sumatera. Ghea dikenal piawai menerjemahkan dan menciptakan kembali warisan budaya yang terinspirasi dari tekstil antik, pakaian adat, dan perhiasan yang indah abadi.

 

Untuk peragaan busana kali ini, Ghea juga terinspirasi Pulau Sumatera, yang di masa lalu disebut sebagai "Swarnadwipa" atau "Pulau Emas" karena kekayaan harta emasnya, terutama warisan kekayaan tekstilnya yang indah di atas busana berwarna ungu tua, oranye, pink, hitam  dan merah marun, dipadupadankan dengan cetakan emas dari Sumatera yang semarak seperti "Tenun Songket" yang dikenal sebagai Ratu tekstil tenun tangan, Pelangi Tie & Dye yang terkenal dari Palembang, serta sulaman kaya tekstil Sumatera.

Koleksi Ghea tampil elegan dan modis, kaya warna serta motif dengan teknik print emas khusus berupa hiasan Prada pada kain organza sutera, chiffon, sutera, satin, beludru, dan sulam.




Strategi Pemasaran Brand Kecantikan untuk Menarik Rasa Penasaran Gen Z

Sebelumnya

Shandy Purnamasari Terus Berinovasi Tingkatkan Kualitas Produk MSGLOW

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga