BARU dua hari lalu Dutabesar Zainal Abidin Bakar tiba di Jakarta. Dirinya bahkan belum menyerahkan surat-surat kepercayaan atau credential letters kepada Presiden Joko Widodo.
Walau belum secara resmi bertugas sebagai Dutabesar Kerajaan Malaysia untuk Republik Indonesia, mantan Dubes Malaysia di Spanyol tampaknya tak mau membuang waktu sedikitpun.
Menyadari bahwa pekerjaan besar meningkatkan hubungan baik kedua negara harus dimulai sejak awal, Rabu malam (29/5), Dubes Zainal Abidin Bakar menggelar buka puasa bersama sejumlah pimpinan media massa nasional di Kedubes Malaysia di Jalan HR Rasuna Said.
“Hubungan Malaysia dan Indonesia, saya ibaratkan sungguh romantis. Ada pasang, ada surutnya. Ada suka, ada dukanya. Ada tawa, ada tangisnya,” ujar Dubes Zainal Abidin Bakar membuka sambutannya.
“Tidak ada kusut yang tidak selesai, tidak ada keruh yang tidak jernih,” sambungnya mengutip kata-kata ulama legendaris Buya Hamka sambil menambahkan hubungan baik kedua negara di bangun di atas pondasi sejarah dan kesamaan budaya.
Dubes Zainal Abidin Bakar menggunakan kesempatan yang baik tersebut untuk menyampaikan rencana kerja yang akan dilakukannya selama bertugas di Jakarta.
Secara umum ada lima hal yang menjadi fokus sang Dubes.
Pertama, memperat hubungan pemimpin kedua negara, khususnya Tun Mahathir Mohamad dan Presiden Joko Widodo.
“Hubungan strategis antara kedua pemimpin ini akan kita lanjutkan walau siapapun yang berada di posisi kepemimpinan kedua negara kita,” ujarnya.
Kedua, sambungnya, meningkatkan kualitas hubungan kerjasama kedua pemerintahan, termasuk di dalamnya menambah area kerjasama demi meningkatkan taraf kehidupan sosial rakyat kedua negara.
“Hubungan kita tidak seharusnya stagnan, tetapi sentiasa mengalami perubahan ke arah kebaikan,” ujarnya lagi.
Fokus ketiga adalah meningkatkan kerjasama militer dan keamanan untuk menghadapi beragam persoalan yang semakin pelik di kawasan, mulai dari terorisme hingga perdagangan narkoba.
Indonesia dan Malaysia yang berbatasan langsung di perairan dan daratan sama-sama bertanggung jawab untuk memastikan upaya memerangi kejahatan lintas negara ini dilakukan bersama-sama.
Adapun fokus kerja keempat terkait dengan situasi perang dagang yang terjadi di antara raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan Republik Rakyat China.
Sudah sepatutnya dalam situasi ini, hubungan perdagangan dan bisnis kedua negara ditingkatkan terutama pada sektor-sektor strategis.
“Sedang dunia menghadapi perang dagang, Malaysia dan Indonesia harus mencari jalan penyelesaian bersama,” sambungnya sambil menambahkan hambatan perdagangan bilateral yang selama ini ada harus diatasi dan dikurangi.
Dubes Zainal Abidin Bakar juga menyebut kasus boikot terhadap produk sawit yang dilakukan oleh pihak tertentu. Malaysia dan Indonesia yang merupakan dua produsen utama sawit di dunia harus melakukan upaya yang jelas, sistematik dan terkoordinasi dengan baik.
Terakhir, adalah upaya membangun hubungan baik dan positif di antara masyarakat kedua negara.
“Hubungan ini paling sulit untuk dijaga di antara 264 juta penduduk Indonesia dan 32 juta penduduk Malaysia. Dengan wujudnya media sosial, mereka lebih mudah berinteraksi sesama mereka. Mudah juga terpancing emosi dengan perkara-perkara yang kecil,” urainya.
Dalam hal inilah peran media massa sangat dibutuhkan untuk menghentikan kabar bohong dan ujaran kebencian.
“Marilah kita bersama-sama mengangkat dan menyoroti success stories hasil persahabatan kita yang telah berlangsung cukup lama,” demikian Dubes Zainal Abidin Bakar.
KOMENTAR ANDA