SIAPAPUN tahu Qatar adalah salah satu pendukung utama war on terror yang dipimpin Amerika Serikat menyusul serangan terhadap Menara WTC di New York pada 11 September 2001. Qatar memberikan kesempatan kepada pasukan multinasional yang dipimpin AS untuk menggunakan wilayahnya sebagai pangkalan militer. Dukungan Qatar pada perang melawan teror berlangsung hingga kini.
Di pertengahan 2017, hubungan Qatar dengan negara-negara tetangganya memburuk. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Maladewa, Senegal, Djibouti, Komoro, Jordania, pemerintahan Libya di Tobruk dan pemerintahan Yaman yang dipimpin Hadi, menghentikan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Mereka menuding Qatar memberikan bantuan tidak sedikit kepada kelompok teroris. Yang dimaksudkan disini adalah pada Iran dan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) atau ISIS.
Negara-negara tetangga Qatar menuntut agar Qatar menghentikan hubungan diplomatik dengan Iran dan Turki, serta menutup jaringan televisi internasional Al Jazeera. Qatar menolak semua permintaan itu, dan buntutnya negara-negara tetangga Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan praktis memblokade dan melarang warganegara Qatar berpergiaan ke negara-negara tersebut.
Situasi ini tentu sedikit banyak merepotkan Qatar. Apalagi mereka tengah mempersiapkan Piala Piala Dunia 2022. Tetapi sejauh ini pemerintah tetap optimistis situasi akan membaik. Hal itu disampaikan Dubes Negara Qatar Ahmed Bin Jassim Al Hamar dalam wawancara beberapa waktu lalu. Berikut petikannya.
Kita juga tahu bahwa saat ini sedang terjadi krisis di kawasan terkait hubungan Qatar dengan sejumlah negara tetangga yang memburuk. Tidakkah krisis tersebut akan mempengaruhi penyelenggaraan Piala Dunia 2022?
Krisis politik yang kami hadapi di kawasan ini kami kira tidak akan memberikan pengaruh yang berarti bagi penyelenggaran Piala Dunia 2022. Bahkan dapat dikatakan, sama sekali tidak mempengaruhi.
Kami telah mempersiapkan semuanya dalam perencanaan yang matang. Terlebih karena selama ini kami selalu berusaha untuk berdiri di atas kaki sendiri. Apapun yang terjadi tidak akan mempengaruhi.
Bisa Anda jelaskan bagaimana situasi terakhir di kawasan terkait dengan krisis tersebut?
Sejak krisis ini terjadi, kami selalu mengajak saudara dan tetangga kami untuk mencari solusi melalui jalan dialog. Ada tiga hal yang kami nilai perlu untuk dibawa dalam proses dialog tersebut. Pertama, kami menghormati dan tidak mencampuri urusan negara lain. Lalu prinsip mengakui kedaulatan setiap negara. Terakhir, dialog tersebut dilakukan dengan niat untuk mendapatkan kemashlahatan bersama bagi semua negara di kawasan. Hal ini tentu harus kita jadikan pegangan bersama agar dialog yang dilakukan memang menghasilkan keputusan yang baik. Berdasarkan hal itulah kami mengajak negara-negara tetangga kami untuk berdialog.
Apakah sampai sekarang blokade terhadap Qatar masih terjadi?
Ya, blokade masih ada. Bukan hanya blokade, tapi semua bentuk hubungan, baik melalui darat, laut maupun udara dibekukan. Warganegara Qatar juga tidak berkunjung ke negara-negara yang memutuskan hubungan dengan Qatar.
Bagaimana dengan penerbangan Qatar Airlines yang melintasi wilayah udara di kawasan?
Termasuk transportasi udara tidak bisa melewati wilayah udara negara-negara tersebut.
Apa yang sesungguhnya menjadi pangkal dari krisis ini?
Saya tidak tahu pasti.
Katanya, Qatar dituduh memberikan dukungan kepada Iran dan teroris. Tetapi kita juga tahu bahwa Qatar salah satu negara yang memberikan dukungan pada war on terror. Mengapa negara-negara Arab yang lain, yang juga ikut dalam aliansi bersama Amerika Serikat memerangi terorisme kini malah menuduh Qatar memberikan dukungan pada kelompok teroris?
Hubungan kami dengan negara-negara lain di dunia berjalan baik. Tidak hanya dengan Amerika Serikat, tetapi juga dengan Iran, selama hubungan tersebut tidak mencampuri urusan dalam negeri dan didasarkan pada pengakuan kedaulatan.
Semua tuduhan yang tadi disebutkan tidak benar. Berbagai resolusi dari lembaga-lembaga internasional menyatakan bahwa Qatar bebas dari semua tuduhan itu.
Tadi sudah saya sampaikan bahwa kami selalu mengajak negara-negara tetangga yang punya masalah dengan kami untuk berdioalog. Dimanapun ada perseteruan dan perselisihan, jalan keluarnya adalah dialog. Dialog artinya dengan argumentasi yang jelas. Sampai sekarang, saya perlu sampaikan, argumentasi pihak sebelah tidak cukup kuat untuk menuduh Qatar.
Usaha-usaha untuk menggelar dialog juga sudah dilakukan oleh Emir Quwait, Sabah Al Sabah. Sayangnya inisiatif ini tidak ditanggapi dengan serius dan dialog tidak terjadi.
Setelah dua tahun apakah situasi di kawasan bisa lebih buruk lagi?
Kami tidak berharap hal yang lebih buruk terjadi. Kami hanya berharap dialog dapat dilakukan.
Saat ini Indonesia adalah Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. Apakah ada harapan Indonesia bisa menjadi mediator dari persoalan ini?
KOMENTAR ANDA