KRISTIANI Herrawati yang kelak dikenal sebagai Ani Yudhoyono duduk diapit dua saudaranya, Wrahasti Cendrawasih di sebelah kanan dan Mastuti Rahayu di sebelah kiri.
Ketiganya mengenakan kebaya dengan corak senada dan selendang yang disampirkan di bahu kanan.
Hari itu, 30 Juli 1976, adalah hari yang bersejarah bagi mereka. Ketiganya melangsungkan pernikahan dengan pria idaman masing-masing.
Wrahasti Cendrawasih menikah dengan Letda Inf. Erwin Sujono. Kristiani menikah dengan Lettu Inf. Susilo Bambang Yudhoyono, dan Mastuti menikah dengan Kapten Inf. Hadi Utomo.
Kedua orang tua mereka, Dutabesar RI untuk Korea Selatan Letjen Sarwo Edhie Wibowo dan Ny. Sri Sunarti Hadiyah, berdiri paling kiri dan kanan mengapit ketiga mempelai.
Foto dari guntingan koran Kompas, 31 Juli 1976, itu viral menjelang pemakaman Ani Yudhoyono di TMP Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6).
Ani Yudhoyono meninggal dunia setelah berjuang selama empat bulan melawan kanker darah yang dideritanya, di National University Hospital (NUH) Singapura, sehari sebelumnya, Sabtu (1/6).
Foto ini pernah juga tersebar, sekitar 15 tahun lalu, tak lama setelah SBY memenangkan Pilpres 2004. Namun ketika itu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi belum secanggih hari ini, belum ada smart phone dan beragam aplikasi media sosial yang bisa dengan mudah menyebarkan informasi berupa naskah, foto, maupun video dalam waktu cepat ke sebanyak mungkin penerima.
Kisah di balik foto pernikahan itu pun luar biasa.
Pada bagian keterangan foto disebutkan juga bahwa foto diambil di ruang tamu kediaman Sarwo Edhie di Cijantung, Jakarta Timur, yang bersejarah. Di tempat itu Sarwo Edhie kala masih menduduki posisi Panglima Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), cikal bakal Kopassus, menggelar pertemuan untuk melawan kelompok pemberontak G30S.
Resepsi pernikahan tiga serangkai itu digelar malam harinya di Hotel Indonesia.
Harian Kompas menurunkan foto itu untuk mendamping berita mengenai pernikahan unik putri-putri Sarwo Edhie, dengan judul “Dubes Sarwo Mantu Tiga Putrinya Sekaligus” di halaman 1.
Kristiani Herrawati ketika menikah berusia 24 tahun. Ani bertemu pertama kali dengan SBY pada pembukaan Balai Taruna Akabri di Magelang tahun 1973. Ketika itu Sarwo Edhie menjabat sebagai Gubernur Akabri.
Disebutkan bahwa pernikahan unik itu dimotori oleh SBY yang sudah tidak sabaran untuk melamar Ani.
SBY yang lulusan Akabri terbaik pada angkatannya, baru kembali dari pendidikan militer di Fort Benning, Amerika Serikat.
Dia diutus oleh calon ipar-iparnya untuk menyampaikan lamaran kepada calon mertua mereka di Seoul, Korea Selatan.
Lamaran massal itu diterima.
Juga disebutkan dalam berita tersebut bahwa Sarwo Edhie sempat berencana menikahkan empat anak wanitanya bersamaan. Namun akhirnya si sulung, Wijasih Cahyasasi, menikah dengan pria idamannya, Chairil Irwan Siregar, di Seoul pada Agustus tahun itu juga.
Kalau saja pada masa itu sudah ada Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) seperti yang didirikan budayawan Jaya Suprana, rasa-rasanya penikahan ketiga putri Sarwo Edhie itu patut dicatatkan sebagai sebuah prestasi yang tidak biasa.
KOMENTAR ANDA