MANTAN Presiden Mesir Mohamed Morsi meninggal dunia saat mengikuti persidangan di Kairo pada hari Senin 17 Juni 2019 atas tuduhan melakukan aksi spionase dan membocorkan rahasia negara.
Morsi memimpin Mesir setelah memenangkan pemilihan umum secara demokratis pada Juni 2012. Ia adalah presiden pertama yang dipilih secara demokratis dalam sejarah Mesir modern.
Namun setahun kemudian, Juli 2013, ia digulingkan kudeta militer. Kemudian Morsi harus mendekam di penjara sambil menunggu proses pengadilan atas berbagai tuduhan yang memberatkannya.
Internasional
“Kami menerima dengan rasa duka yang mendalam kabar kematian mantan presiden Mohamed Morsi. Saya menyampaikan ucapan duka cita yang sangat dalam kepada keluarganya dan masyarakat Mesir.Kita milik Tuhan, dan kepadaNyalah kita kembali,” tulis Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani seperti dikutip dari Aljazeera.
Ucapan duka juga disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia menyebut Morsi sebagai martir. “Semoga Allah menerima saudara kita Morsi, martir kita, dalam keadaan damai,” ujar Erdogan.
Jurubicara PBB Stephane Dujarric juga mengucapkan rasa duka cita untuk keluarga dan pendukung Morsi.
Hak Asasi Manusia
Sementara Direktur Eksekutif Human Rights Watch (HRW) untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Sarah Leah Whitson, mengatakan kematian Morsi adalah hal sangat buruk yang sebenarnya sudah diprediksi.
HRW mengecam kegagalan pemerintah Mesir memberikan pelayanan medis yang pantas untuk Morsi.
Dari pengamatan HRW beberapa tahun terakhir ini, kondisi kesehatan Morsi sangat tidak baik. Setiap kali hadir di dalam persidangan, ia selalu mengeluhkan soal kesehatan dan meminta perawatan medis. “Pemerintah Mesir tahu mengenai penurunan kesehatan Morsi. Dia kehilangan berat tubuh dan beberapa kali pingsan dalam persidangan,” ujar Sara Leah.
Pemimpin Ikhwanul Muslimin di London, Mohammed Sudan menyampaikan hal senada. Kematian Morsi merupakan akibat sebuah pembunuhan terencana. Pemerintah Mesir dianggap tidak memberikan perawatan medis yang memadai untuk Morsi.
Kemanusiaan
Sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan yang kebetulan di Kairo pernah secara langsung dengan mata kepala sendiri menyaksikan kemelut suasana pasca makar terhadap Muhammad Morsi, saya ikut berduka atas wafatnya mantan presiden Mesir.
Nasib tragis Morsi mengingatkan saya pada Bung Karno. Saya yakin bahwa di dunia masa kini masih banyak sesama manusia yang terpaksa harus menderita di dalam penjara bukan akibat kejahatan namun akibat berbeda paham politik dengan mereka yang sedang berkuasa.
Tragedi kematian Morsi sebagai tahanan politik menyadarkan masyarakat dunia bahwa atas nama kemanusiaan dapat segera disepakati suatu hukum internasional yang berlaku tanpa pandang negara, bangsa, etnis, agama apalagi bulu bagi para tahanan politik.
Dibutuhkan suatu hukum internasional agar para tahanan politik dapat memperoleh hukuman yang lebih selaras dengan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Misalnya hukuman kerja sosial dan/atau kerja kemanusiaan.
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan
KOMENTAR ANDA