NASKAH "Membongkar Hoax" yang dimuat Kantor Berita RMOL pada 13 Juni 2016 ramai memperoleh berbagai tanggapan.
Serangan fajar pertama datang langsung dari mantan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia dan Wakil Gubernur Timor Timur alumni AKABRI (sekarang Akmil) tahun 1976 penerima penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama sebagai taruna lulusan terbaik, Letnan Jenderal Purnawirawan Johannes Suryo Prabowo dengan tembakan bedil laras pendek tetapi telak ke hulu hati judul film "Shock And Awe" yang membongkar hoax bikinan AS tentang nuklir Irak "Saya shock dan awe-awe!"
Intelijen
Lain halnya dengan dr. Ingrid Tania yang sedang menempuh program S-3 di Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Driyarkara dengan penelitian "Kajian Epistemologis Pengobatan Tradisional Indonesia" menyampaikan ulasan filosofis teknis intelijen kelas langitan cukup rumit sebagai berikut, "Kadang hoax yang diproduksi penguasa seolah-olah 'menyerang' penguasa yang berperan sebagai korban (playing victim), sehingga lawan politiknya malah menjadi yang tertuduh, lalu si penguasa meng-counter hoax yang diproduksinya sendiri (strategi kontra hoax)".
Bohongologi
Sementara kajian epistemologis humorologis disampaikan sang filsuf humor serta pendiri Kokkang (Kelompok Kartunis Kaliwungu) plus IHIK (Institut Humor Indonesia Kini) merangkap mahaguru Kejawen saya, Darminto M. Sudarmo alias Sri Begawan Odios merangsang kontemplasi lebih mendalam tentang bohongologi dengan profokasi filosofis beraroma kearifan Madura, sebagai berikut:
"Tema ini menarik. Ia bisa panjang seusia peradaban manusia sendiri yang suka jujur dan sering-sering justru lebih suka bohong demi apa saja, yang tidak merugikan dirinya.
Bohong bukan mustahil berusia setua peradaban manusia. Bohong 50 persen jujur 50 persen namanya kontroversial; bohong 30 persen jujur jujur 70 persen genit; bohong 10 persen jujur 90 persen romantis.
Karena manusia dinamis, lebih dinamis dari politiknya sendiri, bukan mustahil melakukan kebohongan selalu random. Dak tentu, takiya! Kata dulur Madura”.
Penulis adalah penggagas Humorologi, Kelirumologi, Alasanologi, Malumologi dan Bohongologi.
KOMENTAR ANDA