TIFFANY Adams tertidur dalam penerbangan dari Quebec menuju Toronto tanggal 9 Juni lalu. Rute penerbangan ini memakan waktu 1 jam 40 menit. Namun ketika terbangun, Tiffany menemukan dirinya sendirian di dalam pesawat Air Canada.
Mesin pesawat sudah lama dimatikan, dan pesawat dalam keadaan gelap. Dingin menusuk tulang.
Ia ketiduran dalam penerbangan, dan tetap tak bangun saat pesawat telah mendarat. Sedemikian lelap Tiffany tertidur, sabuk pengaman yang dikenakannya pun masih terkunci rapat.
Dia mencoba menghubungi seorang temannya, Deanna Dale. Kepada temannya, Tiffany memberitahukan lokasi dirinya. Tak lama setelah pembicaraan itu, ponsel Tiffany kehabisan baterai.
Untunglah Deanna kemudian menghubungi Bandara Pearson Toronto dan menceritakan kondisi Tiffany di dalam pesawat. Sementara Deanna berkomunikasi dengan petugas bandara, menurut BBC (Senin, 24/6), Tiffany berusaha menemukan alat yang bisa membantunya keluar. Dia menemukan senter di kokpit pesawat, dan dengan sinar senter dia menarik perhatian petugas bandara.
Seorang operator kereta bagasi yang berada tak jauh dari tempat pesawat yang ditumpangi Tiffany parkir melihat cahaya senter dan membantu Tiffany keluar. Disebutkan, saat ditemukan, Tiffany dalam keadaan shock.
Menurut cerita Tiffany, staf Air Canada kemudian menawarkan sebuah limusin dan kamar di hotel untuk dirinya. Tetapi ia menolak. Dia ingin kembali ke rumah secepat mungkin. Dia juga mengatakan pihak Air Canada telah memanggilnya untuk menyampaikan permohonan maaf, sekaligus memeriksa mengapa insiden seperti ini bisa terjadi.
BBC juga melaporkan, saat ini pihak Air Canada masih melakukan penyelidikan.
KOMENTAR ANDA