KEMENTERIAN Luar Negeri bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Oslo akan menyelenggarakan promosi terpadu pariwisata, perdagangan, dan investasi dengan menggelar Festival Indonesia dengan tema “Wonderful Indonesia: A Land of Diversity” di Oslo, Norwegia, pada 28—30 Juni 2019.
Festival Indonesia ini pertama kali diselenggarakan di Norwegia dan akan menjadi yang terbesar di kawasan Nordik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenalkan keragaman Indonesia kepada masyarakat Norwegia sebagai upaya untuk memperkuat hubungan diplomatik antara kedua negara.
Dubes RI untuk Kerajaan Norwegia merangkap Republik Islandia, Todung Mulya Lubis, mengungkapkan bahwa Festival ditujukan untuk menjadi pendorong penguatan hubungan antarmasyarakat (people-to-people contact), yang merupakan modal penting untuk mendukung peningkatan bilateral tersebut.
“Festival akan menjadi ajang untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya dan kekayaan sumber daya hayati Indonesia kepada masyarakat Norwegia,” imbuh Dubes Todung Mulya Lubis. “Untuk memperkuat upaya kami, akan diselenggarakan juga kegiatan seminar dan temu bisnis, pergelaran budaya, pameran produk-produk unggulan Indonesia, seperti kopi, kuliner, dan fesyen.”
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Norwegia terhadap upaya Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), festival akan diawali dengan seminar bisnis. Tema yang akan diangkat adalah “The Potential Role of Palm Oil in Achieving UN Sustainable Development Goals”.
Menurut Dubes Mulya Lubis, seminar akan menitikberatkan pembahasan mengenai produk kelapa sawit dan lahan gambut yang dikelola secara berkelanjutan.
Seminar akan menghadirkan sejumlah pembicara Indonesia dan akan dihadiri oleh sekitar 200 pengusaha Norwegia. Seminar akan ditutup dengan temu bisnis untuk membangun jejaring kerja antara pengusaha Indonesia dengan mitra mereka di Norwegia.
Malamnya, Dubes Mulya Lubis akan menjadi tuan rumah pada malam resepsi yang akan menjadi pembukaan secara resmi Festival. Resepsi akan dihadiri oleh tamu undangan dari kalangan pemerintah dan bisnis Norwegia. Menteri Lingkungan Hidup Norwegia sebagai tamu kehormatan.
Puncak acara akan digelar di pusat kota Oslo, yaitu alun-alun Spikersuppa. Tempat paling ramai di ibukota Norwegia ini akan disulap menjadi pasar Indonesia dengan puluhan tenda (booth) pameran produk-produk unggulan Indonesia.
Festival juga akan dimeriahkan dengan pagelaran seni budaya yang akan diperagakan oleh para seniman yang datang langsung dari daerah-daerah di Indonesia.
Tidak ketinggalan, workshop membatik akan menjadi salah satu kegiatan selama Festival berlangsung. Di samping itu, juga akan dipamerkan pakaian tradisional beberapa daerah, replika komodo sebesar 3 meter, produk-produk kekayaan hutan, dan gambut tropis.
Festival juga akan menyajikan specialty kopi asal Indonesia untuk mengenalkan produk kopi Indonesia melalui demo seduh kopi gratis. Biji kopi yang akan dipergunakan dipilih secara khusus dari petani Indonesia yang sudah mempraktekkan pendekatan konservasi dalam pengelolaan budidaya kopi dan sudah memperoleh pelatihan sebagai Q-grader kopi.
Dubes Mulya Lubis juga akan memanfaatkan Festival untuk memperkenalkan sepuluh tujuan wisata unggulan Indonesia, yang dikenal sebagai “10 New Bali”.
“Sudah saatnya, masyarakat Norwegia kita kenalkan dengan tujuan wisata di Indonesia selain Bali,” tekan Dubes Mulya Lubis.
Sementara itu, untuk mendukung peningkatan pemahaman terhadap produk sawit dan pengelolaan lahan gambut Indonesia, berbagai produk sawit dan turunan juga akan dipajang di Festival.
Dubes Mulya Lubis juga mengajak diaspora Indonesia di Norwegia akan menyajikan berbagai panganan khas Indonesia, seperti nasi goreng, mie goreng, bakso, sate padang, mie ayam, dan berbagai camilan seperti pastel, nastar, dadar gulung dan lainnya.
“Kita ajak diaspora untuk memperkenalkan kuliner Indonesia dengan cita rasa yang asli, karena kalau bukan mereka, siapa lagi yang kita ajak,” tegas Dubes.
Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri RI, Hendra Halim, menggarisbawahi bahwa meskipun terpisah jarak yang sangat jauh, hubungan bilateral Indonesia-Norwegia semakin erat dari tahun ke tahun.
Sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1950, hubungan kedua negara semakin berkembang ke arah strategis. Pada tahun 2010, kedua negara meningkatkan derajat kerja sama menjadi kemitraan dinamis (Joint Declaration on Cooperation Towards a Dynamic Partnership in the 21st Century).
“Hubungan Indonesia-Norwegia memasuki babak baru dengan ditandatanganinya Comprehensive Economic Partnerhsip Agreement (CEPA) dengan European Free Trade Association (EFTA),” tutur Hendra Halim. “Norwegia adalah salah satu anggotanya.” EFTA adalah asosiasi perdagangan bebas yang beranggotakan Norwegia, Islandia, Swiss, dan Liechtenstein.
“Festival Indonesia di Oslo ini akan menjadi penanda dimulainya rangkaian peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Norwegia yang akan jatuh pada tahun 2020,” pungkas Hendra Halim.
Pada Festival Indonesia di Oslo, Kementerian Luar Negeri juga melibatkan Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi DKI Jakarta, Kabupaten Musi Banyuasin, Badan Restorasi Gambut, Javara, dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia.
(Sumber: KBRI Oslo)
KOMENTAR ANDA