KOMENTAR

BANYAK sekali perempuan cerdas di masa lalu yang begitu menginspirasi dan mengubah dunia.

Dari banyaknya perempuan, seorang Muslimah bernama Mariam Al-Ijliya, muncul dengan penemuannya yang hingga kini sangat bermanfaat. Dia adalah astronom legendaris yang menemukan instrumen astronomi astrolabe.

Astrolabe adalah instrumen yang digunakan untuk menentukan posisi matahari dan planet-planet. Umat Muslim menggunakannya untuk menemukan kiblat dan menentukan waktu shalat dan hari mulai Ramadan dan Idul Fitri.

Astrolab diperkenalkan pertama kali ke dunia Islam sekitar pertengahan abad kedelapan. Astrolabe sepenuhnya dikembangkan selama abad-abad awal Islam.

Astrolab merupakan penemuan yang dihargai dalam Islam, karena kemampuannya untuk menentukan waktu shalat didefinisikan astronomis dan ia juga dipakai sebagai bantuan dalam menemukan arah ke Mekkah (penentuan kiblat).

Dalam sejarah astronomi, astronomi Islam atau astronomi Arab mengacu pada perkembangan astronomi yang dibuat di dunia Islam, khususnya selama Masa Keemasan Islam (antara 8-15 abad), dan sebagian besar ditulis dalam bahasa Arab.

Perkembangan ini sebagian besar terjadi di Timur Tengah, Asia Tengah, Al-Andalus, Afrika Utara, di Timur Jauh dan di India.  Astronomi Islam kemudian memiliki pengaruh yang signifikan pada astronomi India, Bizantium dan Eropa (lihat terjemahan Latin dari abad ke-12) serta astronomi Cina dan astronomi Mali.

Mariam Al-Ijliya al- Astrulabi nama lengkapnya, hidup pada abad ke-10 di Aleppo. Kemampuan Mariam diturunkan dari sang ayah, Bistolus, yang dikenal sebagai pengrajin alat-alat astronomi, yaitu sebuah perangkat rumit untuk navigasi darat dan penunjuk waktu. Tidak dapat dipastikan kapan Mariam al-Astrulabi lahir, hanya saja ia diperkirakan sudah ada pada abad ke-10 atau sekitar tahun 944 M.

 

Dengan bimbingan ayahnya dan astronom terkenal, Mariam memahami ilmu astronomi. Mariam menjadi terkenal setelah astrolabe ciptaannya memiliki cara kerja yang rumit namun inovatif.

Mariam membuat astrolab dengan kompleks, layaknya GPS pada masa sekarang. Dengan alat tersebut, kita dapat menentukan arah kiblat yang benar, membantu dalam navigasi, ketepatan waktu dan astronomi.

Eropa menggunakan astrolab ini sampai abad 18. Dengan astrolab, Eropa terbantu dalam penemuan geografis di renaisans tersebut.

Hingga kini, hasil kreasinya menjadi kiblat para ahli astronomi untuk terus berinovasi.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women