KOMENTAR

KEMAMPUAN komunikasi persuasif yang diberikan kepada tenaga kesehatan yang tergabung dalam TKHI  amat diperlukan. Mengingat  TKHI adalah yang sehari-hari menangani jemaah secara langsung dalam kelompok terbangnya.

Teknik komunikasi seperti ini menjadi salah satu upaya untuk melengkapi kemampuan teknis tenaga kesehatan untuk memandirikan jemaah dalam memelihara kesehatannya. Sebab saat pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi, tak jarang dijumpai jemaah haji yang mengalami kelelahan dan stres, karena usia, cuaca yang ekstrim, dan ssebagainya.

Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Cilandak, mengadakan Konsolidasi dan Penguatan Komunikasi Persuasif Petugas Kesehatan Haji Indonesia Tahun 2019, (23/6). Sekitar 60 orang peserta yang mengikuti pembekalan ini ialah para Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang berasal dari kawasan Jabodetabek.

''Beberapa pengalaman yang dialami petugas kesehatan ketika menghadapi jemaah haji yang merasakan kelelahan atau stres.

Sementara kemampuan teknis sebagai tenaga kesehatan yang menonjol ialah memberikan tindakan medis dengan pengobatan. Padahal bisa didukung dengan penanganan kekuatan mental dan mendorong motivasi spiritual kepada jemaah,'' ujar Iman Kastubi, Widyaiswara dari  Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto Jawa Barat.

Dalam melakukan promosi kesehatan, TKHI diajarkan bagaimana menyampaikan penyuluhan kepada jemaah haji untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) atau imbauan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Para peserta juga menerima materi hipnoterapi. Pikiran manusia jika dibagi dua, maka akan terdiri dari alam sadar (12%) dan alam bawah sadar (88%). Mayoritas pikiran bahwa sadar tersebut menjadi wilayah kejiwaan yang membentuk emosi, intuisi, memori jangka pangjang dan naluri.

Dalam kondisi relaksasi, pasien atau jemaah akan dibimbing memasuki kondisi hipnosis yang lebih dalam. Pada fase ini bisa diberikan sugesti kesehatan badan atau perasaan gembira atau keadaan positif lainnya yang disesuaikan dengan kondisi jemaah. Proses ini dapat dilalui dalam tempo waktu 5 hingga 10 menit.

 

Kepala Pusat Kesehatan Haji, Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc., yang hadir membuka acara berharap para TKHI ini dapat menggunakan kemampuan komunikasi persuasif ini kepada jemaah haji yang membutuhkan.

Kasus-kasus yang sudah dicontohkan perlu cara khusus yang tidak hanya dapat ditanggulangi hanya dengan penanganan medis semata.




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News