PAKAR Matematika abad 10 ternyata adalah seorang Muslimah dari Bagdad. Kepakarannya di puji oleh banyak ulama pada zamannya seperti Ibnu al-Jauzi, Ibnu al-Khatib Baghdadi, dan Ibnu Katsir.
Melansir womenyoushouldknow Sutayta al-Mahamali memang berasal dari keluarga berpendidikan di Baghdad. Ayahnya, Abu Abdallah al-Hussein, adalah seorang hakim bernama Abu Abdallah al-Hussein, yang juga menulis beberapa kitab termasuk Kitab fi al-fiqh, Salat al-‘idayn.
Pamannya adalah seorang sarjana Hadis, dan putranya adalah juga hakim bernama Abu Hussein Mohammed bin Ahmed bin Ismail al-Mahamli yang terkenal karena keputusan-keputusannya yang bijak. Maka tak heran jika Sutayta tumbuh sebagai seseorang yang mencintai ilmu pengetahuan.
Walau ia seorang perempuan, keluarganya membekali ilmu pengetahuan untuk Sutayta agar bisa seperti ayah dan pamannya. Ayahnya mendatangkan guru untuk Sutayta. Perempuan multitalenta itupun mahir dalam bidang hadis dan syariah, juga seni.
Namun, Sutayta lebih tertarik pada Matematika khusunya Aritmatika. Aritmatika merupakan cabang ilmu matematika yang mengkaji bilangan bulat positif melalui penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Ahli Matematika yang menjadi panutan Sutayta adalah Abu Hamza bin Qasim, Omar bin Abdul Aziz al-Hashimi, Ismail bin al-Abbas al-Warraq, dan Abdul Alghafir bin Salamah al-Homsi.
Sutayta menjadi perempuan ilmuwan yang berhasil memecahkan solusi sistem persamaan dalam Matematika. Catatannya tentang sistem persamaan pun banyak dikutip oleh para matematikawan lainnya.
Sutayta tutup usia pada tahun 987 M.
KOMENTAR ANDA