KOMENTAR

MARIE Thomas berhasil membuktikan bahwa perempuan mempunyai derajat dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam bidang pendidikan. Dia berhasil menjadi dokter perempuan pertama di Indonesia setelah sebelumnya merasakan perlakuan diskriminasi.

Putri seorang tentara bernama  Adriaan Thomas ini sejak kecil telah berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti tugas ayahnya.

Ia menyelesaikan pendidikannya di Europese Lagere School (ELS),  sekolah khusus anak- anak Eropa dan bumiputera di Manado. Ia lulus dari ELS pada tahun 1911. Kecerdasan membawa keberuntungan bagi Marie. Ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di STOVIA.

Padahal pada saat itu, walaupun perempuan telah diijinkan bersekolah di STOVIA, namun mengenai biaya harus ditanggung sendiri sementara untuk muridf laki-laki sepenuhnya ditanggung pemerintah.

Marie Thomas pun menjadi satu-satunya perempuan di antara 180 siswa laki-laki yang bersekolah kedokteran. Marie lulus dari STOVIA tahun 1922, Marie Thomas langsung bekerja sebagai dokter di rumah sakit terbesar di Batavia. Rumah sakit itu kini bernama RS Cipto Mangunkusumo.

Selama menjadi dokter Marie mengabdikan dirinya. Ia banyak mendapat penghargaan dalam karirnya sebagai spesialis ginekologi dan kebidanan serta  salah satu dokter pertama yang terlibat dalam proses mengontrol kelahiran bayi melalui metode IUD.

Marie menikah sengan Mohammad Yusuf, teman kelasnya selama bersekolah di STOVIA. Setelah menikah, Marie dan Yusuf pindah ke Padang, kampung halaman Yusuf dan bekerja di sana sebagai dokter.

Tahun 1950, Marie mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi. Sekolah kebidanan tersebut merupakan yang pertama kali berdiri di Sumatera, dan kedua di Indonesia.

Sebenarnya keberuntungan Marie ini tak lepas dari seorang Aletta Jacobs.  Peran Aletta Jacobs bagi dunia kedokteran untuk kaum perempuan di Indonesia  begitu besar.. Dia adalah dokter perempuan pertama di Belanda yang membawa perubahan bagi pendidikan perempuan di dunia kedokteran melalui STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) pada tahun 1912. Sebelumnya,  STOVIA adalah Sekolah Dokter Djawa yang pada tahun 1851 berubah nama menjadi STOVIA.

 

Pada masanya, STOVIA didominasi oleh murid laki-laki. Begitu sulit bagi perempuan mendaftar di sana. Aletta Jacobs memperjuangankan agar perempuan bisa ikut bersekolah di STOVIA.

Ia bertemu dengan Gubernur Jenderal A.W.F Idenburg untuk membahas aturan yang menyulitkan perempuan mendaftarkan ke STOVIA. Pertemuan itu membawa perubahan besar.  Kemudian banyak perempuan yang bisa menikmati pendidikan kedokteran di STOVIA.

Marie Thomaslah yang kemudian menjadi perempuan pertama yang masuk STOVIA dan menjadi dokter. Marie meninggal pada tahun 1966 dalam usia 70 tahun karena pendarahan otak secara tiba-tiba. Ia menjadi inspirasi dalam dunia kedokteran dan pendidikan kebidanan.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women