SAMPAI masa kini, masih banyak masyarakat Eropa menderita Islamofobia sebagai warisan masa Perang Salib berkecamuk di Timur Tengah yang kemudian merambah ke Eropa Timur.
Namun sebenarnya ada seorang tokoh pemimpin Muslim yang dihormati masyarakat Eropa yaitu Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi yang lebih dikenal sebagai Saladin.
Kurdi
Pejuang muslim Kurdi dari Tikrit pendiri Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, Yaman, Irak ini sangat dihormati masyarakat Eropa karena budi pekerti keperwiraan, keperkasaan, kekesatrian sekaligus kemanusiaan. Di dalam mahakarya Divina Comedia, Dante memposisikan Saladin sebagai satu-satunya tokoh non-Nasrani yang berada di purgatoria.
Setelah sempat meredup di abad pertengahan, pada tahun 1779, nama Saladin kembali cemerlang berkat diangkat oleh mahapujangga Jerman keturunan Yahudi, Gotthold Ephaim Lessing sebagai tokoh utama dalam drama Nathan der Weise.
Kemudian Saladin popular di masyarakat berbahasa Inggeris akibat novel Sir Walter Scott’s The Talisman. Di satu sisi Saladin ditampilkan sebagai tokoh jenderal yang bengis dalam melawan para lawan perangnya namun di sisi lain juga ditampilkan sebagai seorang tokoh ksatria yang masih memiliki nurani kemanusiaan.
Ketika menaklukkan Jerusalem pada tahun 1099, Saladin membantai para Crusaders namun memberikan pengampunan bagi warga sipil bahkan juga para serdadu yang menunaikan tugas atas perintah atasan. Perlakuan istimewa diberikan kepada kaum Nasrani Ortodoks Yunani yang tidak berpihak ke para Crusaders.
Tokoh Saladin diperankan oleh Gassan Massoud ditampilkan oleh sutradara Ridley Scott dalam film produksi 2005 berjudul Kingdom of Heaven dibintangi Orlando Bloom, Liam Nesson dan Jeremy Irons.
Baha'al-Din Ibn Shaddad
Sastrawan Kurdi, Baha'al-Din Ibn Shaddad di dalam mahakarya "Al-Nawadir al-Sultaniyya wa'l- Mahasin al-Yusufiyya" berkisah bahwa seorang perempuan Franka meratap akibat bayinya yang baru berusia tiga bulan diculik dari kamp pengungsian kemudian dijual di pasar.
Masyarakat menganjurkan sang ibunda melapor ke Saladin. Kemudian Saladin bermurah hati memberi sumbangsih uang kepada sang ibunda untuk membeli kembali bayinya yang dijual di pasar. Bahkan Saladin menugaskan seorang ajudannya untuk mengawal dan mengantar sang ibu dan sang bayi kembali dengan selamat ke kamp pengungsian mereka.
Richard The Lionheart
Raja Inggris, Richard The Lionheart menghormati Saladin sebagai ksatria sejati serta panglima Islam paling perkasa. Sebaliknya Saladin menghormati Richard The Lionheart sebagai ksatria sejati serta panglima Nasrani paling perkasa Setelah perjanjian perdamaian yang menghentikan perang, Saladin dan Richard saling mengirimkan cinderamata sebagai ungkapan rasa saling menghargai dan menghormati antara dua tokoh pemimpin yang sengit berseteru pada saat berperang.
Pada tahun 1898, tidak kurang dari kaisar Jerman, Wilhelm II berkunjung ke makam Saladin di taman masjid Ummayah Damaskus, Suriah demi mengungkapkan penghormatan bagi sang ksatria sejati panglima besar Islam. Sungguh layak disayangkan bahwa masih banyak pihak tidak mau peduli terhadap segala kisah keksatrian Yusuf bin Nahmuddin al- Ayyubi yang memang rawan merusak segenap citra buruk terhadap Islam yang kebenarannya sudah terlanjur diyakini oleh para penderita Islamophobia.
Penulis adalah pembelajar peradaban dan kebudayaan dunia yang mendambakan perdamaian dunia.
KOMENTAR ANDA