EMPAT kota, Tegal, Yogyakarta, Sukabumi, dan Jakarta, menjadi lokasi penyelenggarakan pelatihan internasional Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sepanjang 22 m- 28 Juli 2019.
Pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Ballroom Gedung Mina Bahari III, Kantor KKP, Jakarta Pusat, Senin (22/7) ini meliputi bidang kelautan, perikanan, dan keamanan maritim.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Cecep Herawan; Sekretaris Jenderal KKP, Nilanto Perbowo; Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Sjarief Widjaja, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Zulficar Mochtar, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Brahmantya Satyamurti Poerwadi, Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Agus Suherman, Koordinator Staf Khusus Satgas 115, Mas Achmad Santosa, dan Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, Suseno Sukoyono.
Untuk Tegal dan Yogyakarta, pelatihan selama sepekan itu diberikan kepada 15 petugas perikanan asing dari negara-negara Asia, Pasifik, Afrika, dan Timur Tengah, serta 5 petugas perikanan domestik.
Pelatihan di dua lokasi ini dibagi dalam dua tema. Pertama, Pelatihan Internasional Akuakultur dan Teknik Pengolahan untuk 10 peserta dari 10 negara Afrika dan Timur Tengah (Afrika Selatan, Aljazair, Madagaskar, Maroko, Mauritius, Mesir, Nambia, Sudan, Tanzania, dan Tunisia). Kedua, Pelatihan Internasional Penangkapan Ikan di Pesisir dan Teknik Pengolahan Ikan untuk 5 peserta dari 4 negara Asia dan Pasifik (Fiji, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, dan Timor Leste).
Untuk Sukabumi diberikan pelatihan pengembangan budidaya ikan dengan teknologi minapadi bertajuk Workshop on Integrated Rice Fish Farming to Support National Food Security and Build Climate Aquaculture Resilience for African Countries.
Pelatihan ini diikuti 10 peserta dari 5 negara Afrika, yaitu Ghana, Mauritania, Senegal, Zambia, dan Zimbabwe.
Sedangkan di Jakarta, diselenggarakan pelatihan pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing bertajuk International Fish Force Academy of Indonesia (IFFAI) Regional Training for Investigators and Prosecutors for African Countries. Pelatihan ini diikuti 15 peserta dari Indonesia dan 5 negara Afrika, yaitu Tanzania, Madagaskar, Mauritius, Mozambique, dan Namibia.
Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) adalah kerja sama negara-negara berkembang melalui sharing ilmu pengetahuan untuk pembangunan bersama.
Indonesia sebagai emerging country dan middle income country turut memegang peran penting dalam mendukung kesejahteraan global. Untuk itu, di bawah kerangka KSS, Indonesia berbagi pengalaman best practice melalui program kerja sama teknik di berbagai bidang yang menjadi keunggulan Indonesia, termasuk bidang perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyebut, sebagai pemberi bantuan dalam KSST ini, Indonesia memperoleh beberapa keuntungan. "Ada tiga keuntungan yang bisa didapat Indonesia sebagai negara pendonor, yaitu meningkatkan hubungan politis, diplomasi ekonomi, serta diplomasi sosial budaya," tutur Menteri Susi.
Kerja sama teknis dalam KSST ini merupakan soft diplomasi yang dapat memperkuat pelaksanaan politik luar negeri Indonesia dan mendukung peningkatan kapasitas negara-negara penerima dengan mengutamakan prinsip kesetaraan, keuntungan bersama, dan kemitraan yang berkelanjutan.
Kerja sama teknik Selatan-Selatan ini melibatkan Kementerian Sekretariat Negara (Kemsetneg), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Keuangan, dan Kementrian Luar Negeri.
(Sumber: Biro Humas Kerja Sama Luar Negeri)
KOMENTAR ANDA