ADA yang tidak biasa dalam resepsi Perayaan ke-20 Tahun Hari Penobatan Muhammad VI sebagai Raja Maroko yang diselenggarakan di Hotel Four Season, Jalan Jend. Gatot Subroto, Jakarta, Selasa malam (30/7).
Kegiatan itu dihadiri tiga menteri Indonesia, yakni Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Juga hadir Wakil Menteri Luar Negeri Mohammad Fachir.
Dari ketika menteri yang hadir, adalah Menteri Bambang Brodjonegoro yang didapuk memberikan sambutan mewakili pemerintah Indonesia.
Secara umum dalam sambutannya, Menteri Bambang mengatakan hubungan Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko sangat erat. Sejarah telah membuktikan hal itu.
Penghormatan Kerajaan Maroko pada Indonesia pun demikian tinggi. Nama Bung Karno, misalnya, digunakan sebagai nama salah satu jalan di Rabat, ibukota Maroko. Namanya Soekarno Rue.
Menteri Bambang berharap, hubungan baik kedua negara ini akan semakin baik di masa depan.
Sebelumnya, Dutabesar Kerajaan Maroko untuk Republik Indonesia, Ouadia Benabdellah, dalam sambutannya mengatakan peringatan tersebut adalah momen besar bagi Maroko dan juga Indonesia.
Dia percaya kedua negara akan memiliki hubungan yang semakin baik di berbagai sektor. Saat ini, katanya, sedang dirancang program sister city antara kota-kota di Maroko dan Indonesia.
Tidak lupa dalam sambutan itu, Dubes Benabdellah juga mengucapkan selamat kepada petahana Joko Widodo yang kembali memenangkan pemilihan presiden yang lalu.
Dua mantan Dubes RI untuk Maroko, Tosari Widjaja dan Syarief Syamsuri, serta mantan Wakil Menlu Dino Patti Djalal juga tampak hadir bersama korps diplomatik asing di Jakarta.
Tamu lain yang hadir dalam perayaan ini adalah Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko yang juga Kordinator Solidaritas Indonesia untuk Sahara (Soli Sahara), Teguh Santosa.
Teguh mengatakan kehadiran tiga menteri dan seorang wakil menteri Indonesia dalam resepsi ini memperlihatkan dua hal. Pertama, bahwa selama ini Indonesia dan Maroko memiliki hubungan yang baik, dan kedua, bahwa hubungan baik itu akan semakin baik di masa depan.
“Maroko memiliki sektor perikanan yang unggul dan merupakan eksportir ikan utama di benua Afrika. Negara ini juga memiliki komitmen yang tinggi dalam pengembangan sumber energi terbarukan. Di Maroko ada salah satu ladang pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia,” ujar Teguh yang juga dosen hubungan internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Demikian juga di bidang perencanaan pembangunan. Maroko pun mencatat berbagai prestasi yang mengagumkan.
“Sejak Raja Muhammad VI naik tahta di tahun 1999, berbagai program pembangunan Maroko berhasil memperkecil kesenjangan antara kawasan di utara Maroko dengan kawasan Sahara di selatan,” demikian Teguh.
Teguh berharap, seperti harapan yang disampaikan Menteri Bambang Brodjonegoro dan Dubes Benabdellah, hubungan kedua negara akan semakin signifikan di masa depan.
Aksi Selfi
Acara resepsi dibukan dengan menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara.
Setelah itu Dubes Benabdellah diundang ke podium untuk memberikan sambutan. Sebelum memulai sambutannya, Dubes Benabdellah mengatakan, belum ada yang mengambil foto dari podium ke arah tamu dan undangan.
Maka dia pun menyalakan kamera di handphone-nya dan memotret tamu-tamu di hadapannya.
Tidak sampai di situ. Selanjutnya Dubes Benabdellah membalikkan badannya, mengambil posisi selfie dengan tamu-tamu sebagai latar belakang.
“Ini gaya Presiden Jokowi,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan tamu undangan.
KOMENTAR ANDA